Laba bersih anak usaha Telkom yakni Mitratel alias PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk naik 4,1% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,064 triliun selama Semester I 2024.
Rincian kinerja Mitratel selama Januari – Juni sebagai berikut:
- Laba bersih naik 4,1% menjadi Rp 1,064 triliun
- Pendapatan naik 7,8% menjadi Rp 4,45 triliun, yang berasal dari:
- Tower leasing atau sewa menara 84%, tumbuh 7,2%
- Reseller 7%, tumbuh negatif 13,5%
- Tower-related 7%, tumbuh 7,8%
- Portofolio fiber 2%, tumbuh 104,9%
- Laba sebelum pajak, bunga dan amortisasi alias EBITDA naik 10,2% menjadi Rp 3,69 triliun
- Margin EBITDA meningkat dari 81,2% menjadi 83,1%
Mitratel menyampaikan, margin EBITDA yang meningkat ini mencerminkan efisiensi perusahaan yang semakin baik seiring dengan semakin besarnya skala bisnis, implementasi skema bisnis yang efisien, optimalisasi proses bisnis internal melalui digitalisasi dan selektif menggarap segmen tower related business.
Kontribusi pendapatan dari Telkomsel mencapai 53%, Indosat Ooredoo Hutchison 20%, dan XL Axiata 12%.
“Pendapatan industri menara tumbuh sekitar 4%, kami 7,8%. Yang menarik, portofolio fiber baru berkontribusi 2% tetapi pertumbuhannya 104%. Ini bagus,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Mitratel Ian Sigit Kurniawan saat media gathering di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin malam (5/8).
Mitratel menguasai sekitar 54% pangsa pasar menara dan 29% fiber optik. Anak usaha Telkom ini sudah membangun jaringan fiber optik sepanjang 37.602 kilometer atau naik 37,9% yoy.
Selain itu, perusahaan sudah mendapatkan pesanan untuk membangun jaringan fiber optik 7.700 kilometer hingga semester pertama.
Mitratel juga sudah membangun 38.581 menara internet. Sebanyak 98% dari pengguna menara ini ialah Telkomsel.
“Artinya, ada peluang sangat besar untuk Indosat, XL Axiata dan Smartfren saat akan ekspansi, mereka bisa menempelkan alat ke menara kami tanpa harus membangun baru,” kata Direktur Operasi dan Pembangunan Mitratel Hastining Bagyo Astuti.