PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entiitas induk sebesar Rp 545,97 miliar per September 2024, turun 23,04% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 792,78 miliar. Bukalapak.com juga mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) pada dua kuartal mendatang.
Melansir dari laporan kinerja perusahaan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat rugi usaha Bukalapak.com naik 2,11% menjadi Rp 1,32 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,29 triliun.
CEO Bukalapak Willix Halim mengatakan, perusahaan telah melakukan berbagai upaya terbaik namun kerugian dan tantangan industri oleh masing-masing segmen usaha dan/atau anak perusahaan selama tiga tahun terakhir telah mendorong manajemen untuk mempertajam kembali fokus kami kepada bisnis inti tertentu.
Selain itu, Bukalapak juga telah mengevaluasi kembali prospek beberapa segmen bisnis dan memutuskan bahwa restrukturisasi diperlukan untuk mencapai tujuan strategis kami. Berdasarkan pertimbangan ini, perusahaan akan fokus pada bisnis inti. Misalnya Mitra Bukalapak, Gaming, Investment, dan sejumlah layanan di retail.
"Restrukturisasi ini akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja di berbagai bisnis yang akan dilaksanakan dalam dua kuartal mendatang," tulisnya dalam rilis perseroa, Rabu (30/10).
Pendapatan Bukalapak Naik Tipis
Walau rugi, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan bersih Rp 3,39 triliun, naik tipis dari periode kuartal tiga 2023 yaitu Rp 3,33 triliun. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan seperti sejumlah kenaikan pos beban akibat penurunan kinerja perusahaan.
Secara rinci, beban pokok pendapatan Bukalapak secara total mencapai Rp 2,79 triliun hingga September 2024, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya Rp 2,49 triliun. Lalu beban penjualan dan pemasaran secara total sebesar Rp 252,43 miliar, beban umum serta administrasi Rp 868,02 miliar.
Secara historis, manajemen Bukalapak menyebut kinerja perusahaan pada kuartal ketiga adalah kuartal terlemah dalam setahun yang disebabkan oleh seasonalitas bisnis baik pada divisi online to offline maupun marketplace.