Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini melemah hingga menembus level Rp 14 ribu per dolar AS. Bank Indonesia menyatakan telah masuk ke pasar guna menstabilkan rupiah.
Mengutip Bloomberg, rupiah melemah 0,47% ke posisi Rp 14.005 per dolar AS pukul 14.52 WIB. Padahal, rupiah sempat dibuka menguat tipis di posisi Rp 13.934 per dolar AS dari penurupan kemarin Rp 13.940 per dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah menjelaskan pelemahan rupiah hari ini merupakan dampak dari pelepasan portofolio asing pada aset-aset di negara emerging market, termasuk Indonesia. Investor berpindah ke aset yang dinilai lebih aman seperti obligasi AS.
"Karena itu pembelian obligasi AS meningkat dan menyebabkan yield-nya turun 1,3%. Hampir seluruh aset finansial negara emerging market tertekan dan Indonesia masuk dalam satu basket portofolio," ujar Nanang kepada Katadata.co.id, Kamis (27/2).
(Baca: Corona dan Empat Risiko Lain yang Mengancam Ekonomi Global)
BI pun meyakini setelah kekhawatiran global terhadap virus corona mereda, dana asing akan kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia. Pasalnya, imbal hasil obligasi Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi di antara negara emerging market.
"Indonesia menawarkan imbal hasil yang menarik, di tengah besarnya likuiditas global saat ini karena ekspansi likuiditas negara-negara maju," kata dia.
(Baca: Kasus Virus Corona Makin Merebak, Bursa Saham Global Rontok)
Nanang juga memastikan kondisi ekonomi Indonesia secara fundamental masih sangat baik dibandingkan negara-negara yang sejajar atau PEER.
"BI juga tetap akan berada di pasar spot, bond, dan Domestic Non-Delivery Forward (DNDF)," kata dia.
Tak hanya rupiah, IHSG juga anjlok ke level 5.500 pada perdagangan hari ini. Level tersebut merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Kekhawatiran penyebaran virus corona membuat investor melepas aset-aset berisiko dan memilih aset aman, seperti emas.