Rata-rata pendapatan penduduk Indonesia terus meningkat seiring laju pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pendapatan per kapita penduduk Indonesia pada 2019 sebesar Rp 59,1 juta atau setara US$ 4.174,9.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pendapatan per kapita pada 2018 sebesar Rp 56 juta rupiah, atau setara US$ 3.927,2. Sementara pada 2017, PDB per kapita sebesar Rp 51,9 juta, setara US$ 3.877.
"Jadi ada peningkatan PDB per kapita tiap tahun," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Rabu (5/2).
(Baca: Makin Melambat, Ekonomi RI Kuartal IV 2019 Hanya Tumbuh 4,97%)
Adapun PDB 2019 atas dasar harga berlaku mencapai Rp15.833,9 triliun, naik Rp 996,5 triliun atau tumbuh 6,7% dibanding Rp 14.837,4 triliun. "Dengan begitu secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,02% pada 2019," kata dia.
Menurut lapangan usaha, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi berasal dari lapangan usaha industri pengolahan sebesar 0,8%. Sementara dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari komponen PK-RT sebesar 2,73%.
Adapun secara spasial, struktur perekonomian Indonesia tahun 2019 menurut Suhariyanto tak banya berubah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB
sebesar 59%.
(Baca: Ekonomi RI Tahun Lalu Tumbuh Terendah Sejak 2015, Berikut Faktornya)
Untuk Pulau Jawa, provinsi yang masih memberi kontribusi besar kepada Indosia yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,32% yang penymbang terbesarnya adalah Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatan.
Selanjutnya Pulau Kalimantan 8,05%, Pulau Sulawesi 6,33%, dan sisanya 5,3% di pulau-pulau lainnya. Dengan kontribusi tersebut, perekonomian di seluruh kepulauan pada tahun lalu masih mengalami pertumbuhan. "Kecuali Maluku dan Papua yang kotraksi 7,4%," tutupnya.