BI: Dampak Konflik AS-Iran Tak Signifikan, Rupiah Terus Menguat

Ilustrasi, Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan keterangan mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
10/1/2020, 16.54 WIB

Rinciannya, Rp 10 triliun masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) dan sisanya ke pasar saham. Menurut dia, derasnya modal yang masuk menandakan pasar percaya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Imbal hasil portofolio Indonesia juga cukup menarik jika dibandingkan negara lain," kata Perry.  (Baca: Rupiah Perkasa Terangkat Kepastian Damai Dagang Tahap I AS-Tiongkok)

Hari ini, beberapa mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, dolar Singapura naik 0,13%, peso Filipina 0,23%, rupee India 0,19%, yuan Tiongkok 0,07%, ringgit Malaysia 0,03%, dan baht Thailand 0,15%.

Meski begitu, ada juga mata uang yang melemah. Di antaranya yen Jepang, dolar Taiwan, dan won Korea Selatan masing-masing turun 0,05%, 0,09%, dan 0,21%.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), mata uang Garuda naik 48 poin ke level Rp 13.812 per dolar AS. (Baca: AS & Iran Konflik, Pemerintah Dinilai Perlu Ajukan APBN Perubahan 2020)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria