Bank Indonesia mencatat, aliran modal asing masuk ke Indonesia melalui instrumen portofolio sepanjang tahun lalu mencapai Rp 224,2 triliun. Dana asing paling besar masuk ke instrumen utang pemerintah, Surat Berharga Negara atau SBN.
"Aliran modal asing cukup besar untuk 2019 mencapai Rp 224,2 triliun," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (3/1).
BI mencatat pada sepanjang 2018, aliran modal asing yang masuk hanya mencapai Rp 13,9 triliun. Adapun secara perinci, aliran modal asing paling besar masuk ke SBN mencapai Rp 168,86 triliun. Lalu saham Rp 50 triliun, obligasi korporasi sebesar Rp 3 triliun, dan Sertifikat Bank Indonesia atau SBI sebesar Rp 2,6 triliun.
(Baca: Jokowi Bangga Pasar Modal Indonesia Paling Diminati Pemodal Asing)
Perry menjelaskan, melonjaknya dana asing yang masuk merupakan bukti kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini terjadi di tengah kondisi eksternal yang diliputi ketidakpastian.
Seiring dengan capaian aliran modal asing naik, Perry memperkirakan cadangan devisa Indonesia juga akan meningkat. Hal ini juga seiring dengan realisasi data Neraca Pembayaran Indonesia atau NPI yang diperkirakan akan surplus pada kuartal IV 2019.
"Kami perkirakan cadangan devisa akan lebih tinggi dari US$ 127 miliar," ucap dia.
(Baca: Rupiah Paling Kuat Keempat di ASEAN Sepanjang 2019)
Sebelumnya, BI mencatat Neraca Pembayaran Indonesia atau NPI defisit US$ 46 juta, membaik dibanding kuartal sebelumnya yang mencatat defisit US$ 2 miliar. Sementara secara kumulatif, neraca pembayaran Januari-September 2019 surplus US$ 396 juta.
Adapun defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2019 mencapai US$ 7,7 miliar atau 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB, membaik dibanding kuartal sebelumnya US$ 8,5 miliar atau 3,22% terhadap PDB.