Prospek Brexit Tak Jelas, Rupiah Melemah ke 14.125 per Dolar AS

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Pelemahan rupiah didorong oleh sentimen global, antara lain prospek keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit yang makin tak jelas.
2/12/2019, 17.12 WIB

Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Senin (2/12) melemah 0,12% ke level Rp 14.125 per dolar AS. Pelemahan rupiah didorong oleh sentimen global, antara lain prospek keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit yang makin tak jelas. 

Selain rupiah, hampir seluruh mata uang Asia pun melemah. Mengutip Bloomberg, yen Jepang turun 0,17%, dolar Singapura 0,05%, won Korea Selatan 0,14%, peso Filipina 0,36%, yuan Tiongkok 0,13%, ringgit Malaysia 0,05%, dan baht Thailand 0,21%.

Sementara itu dolar Hong Kong. dolar Taiwan, dan rupee India menguat terhadap dolar AS. Masing-masing naik satu poin, 0,01%, dan 0,04%.

Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah melemah 20 poin dari posisi akhir pekan lalu ke Rp 14.122 per dolar AS pada hari ini.

(Baca: Harga Bahan Makanan dan Rokok Naik, Inflasi November 0,14%)

Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Rully Arya Wisnubroto mengatakan, faktor global lebih signifikan menekan rupiah hari ini. "Prospek Brexit semakin tidak jelas," kata Rully kepada Katadata.co.id, Senin (2/12).

Ia menjelaskan hal ini terutama terkait bakal diselenggarakannya pemilu di Inggris pada 12 Desember 2019. Sementara itu, hasil pemilihan akan diumumkan pada 13 Desember 2019.

Menurut dia, jika tidak ada partai yang menang secara meyakinkan, kebuntuan keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa akan terus bergulir. Akibatnya, dolar AS menguat 0,12% terhadap poundsterling. Sementara secara keseluruhan, indeks dolar menguat 0,07% ke level 98,33. 

(Baca: Pedasnya Harga Cabai yang Kerap Membuat Gejolak Inflasi)

Rully menambahkan, pelemahan rupiah juga masih diakibatkan oleh perang dagang AS dan Tiongkok. "Terutama terkait dengan belum adanya kepastian kesepakatan dagang," kata dia. 

Sementara itu, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menyebut inflasi November yang berada di bawah ekspektasi turut mempengaruhi nilai tukar rupiah yang melemah hari ini. Ada kekhawatiran terjadi pelemahan konsumsi, terlebih data penjualan ritel BI juga mengonfirmasi hal tersebut. 

"Tapi secara keseluruhan, pasar lebih fokus pada data eksternal yang kurang menguntungkan,"jelas dia. 

Ibrahim memperkirakan rupiah pada perdagangan besok melemah. Rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14,010 hingga Rp 14.150 per dolar AS.

Reporter: Agatha Olivia Victoria