Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun 2019 akan mencapai 5,1%. Pencapaian tersebut masih akan ditopang oleh besarnya konsumsi dalam negeri.
"Khususnya ditopang oleh konsumsi dan juga membaiknya investasi bangunan," kata Perry di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (4/10).
Ia menyebut, konsumsi tetap akan menjadi menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satunya didorong oleh penyaluran bantuan sosial pemerintah. Menurut Perry, bansos mampu menopang konsumsi masyarakat menengah bawah.
Laju investasi bangunan, menurut Perry, juga mendorong pertumbuhan ekonomi seiring pembangunan infrastruktur yang masih masif. BI, menurut dia, juga mengupayakan keberlanjutan investasi swasta non-bangunan. "Itulah mengapa BI menurunkan suku bunga," ucap dia.
(Baca: Bank Dunia: RI Belum Mampu Naik Kelas dari Negara Menengah - Bawah)
Perry menjelaskan penurunan suku bunga tidak hanya mendorong kemampuan perbankan dalam menyalurkan pinjaman, tetapi meningkatkan permintaan atas kredit dan pembiayaan dari perbankan atau dari pasar modal.
Guna mendorong kredit, menurut dia, BI juga telah merelaksasi aturan uang muka untuk kredit properti maupun otomotif.
Di sisi lain, ia berharap ekspansi fiskal pada kuartal selanjutnya bisa lebih besar sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Sinergi pemerintah, BI, Otoritas Jasa Keuangan dan berbagai pihak dunia usaha akan terus dilanjutkan," tutupnya.
(Baca: Faisal Basri Ramal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Capai 5,1%)
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2019 mencapai 5,07% (yoy), lebih baik dibandingkan pada periode sama dalam tiga tahun terakhir. Landainya pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini terutama disokong oleh konsumsi rumah tangga di tengah perlambatan investasi.
Sementara, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2019 mencapai 5,05% (yoy), melambat dibandingkan pada periode sama di tahun sebelumnya sebesar 5,27%. Sementara secara kumulatif, ekonomi hanya tumbuh sebesar 5,06%
Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua masih didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih mencapai 5,17 persen. Sementara investasi atau Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) hanya tumbuh 5,01%, sedangkan ekspor terkontraksi 1,84%.