Nilai tukar mayoritas mata uang Asia, termasuk rupiah, menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan terjadi setelah bank sentral Eropa (ECB) mengumumkan pemangkasan bunga acuan dan putaran baru pembelian obligasi untuk memacu ekonomi di zona Eropa.

Berdasarkan data Bloomberg, saat berita ini ditulis, rupee India memimpin penguatan yaitu 0,74%, diikuti won Korea Selatan 0,45%, rupiah 0,31% ke posisi Rp 13.950 per dolar AS, won Korea Selatan 0,27%, peso Filipina 0,13%, dolar Singapura 0,2%, sedangkan baht Thailand stabil. Di sisi lain, Yen Jepang melemah 0,06%.

Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan kondisi ini seiring kecenderungan pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia. “Dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang utama setelah pengumuman arah kebijakan moneter ECB," kata kepada katadata.co.id, Jumat (13/9).

(Baca: Kita Tidak Sedang Krisis Besar, tapi Harus Hati-hati)

ECB memangkas suku bunganya sebesar 10 basis poin (bps) dari -0,4% menjadi -0,5%. Selain itu, ECB akan memulai putaran baru kebijakan quantitative easing (QE), lewat pembelian 20 miliar euro per bulan dimulai pada November 2019. Kebijakan ini bertujuan untuk memacu ekonomi.

Halaman: