Bank Indonesia (BI) menyebut inflasi pada minggu ketiga Agustus tetap terjaga meski harga cabai tengah melonjak. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) BI, inflasi bulanan hingga pekan ketiga diperkirakan sebesar 0,2%.
"Data terakhir kami di minggu ketiga Agustus kami perkirakan inflasi secara bulanan 0,2% atau 3,52% secara tahunan," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (23/8).
Ia menjelaskan penyumbang inflasi terbesar masih berasal dari komoditas cabai. Tercatat, cabai merah menyumbang inflasi 0,15%, kemudian emas perhiasan 0,07%, cabai rawit 0,05% dan tarif PDAM 0,01%.
(Baca: Pengaruhi Inflasi, BI Sebut Lonjakan Harga Cabai Hanya Sementara)
Namun, Perry menilai, kenaikan harga saat ini bersifat sementara. "Khususnya cabai lebih temporer karna musim," ujarnya.
Ia menjelaskan hasil pemantauan BI di daerah menunjukkan akan ada kenaikan produksi dalam dua bulan ke depan akibat musim panen, terutama di daerah Sumatera Utara. Sebagian besar cabai yang diproduksi di daerah tersebut dijual ke daerah lain sehingga dampaknya pada harga cabai secara nasional akan cukup signifikan.
(Baca: Harga Cabai Melambung, Ada yang Mencapai Rp 100 Ribu per Kilogram)
Selain itu, Perry juga menjelaskan bahwa BI bersama Menteri Koordinatoor bidang Perekonomian akan terus bersinergi dalam mengantisipasi kekeringan. "Stok Bulog juga memadai sehingga masih cukup untuk mengatasi kekeringan," katanya.
Hingga saat ini, BI meyakini inflasi hingga akhir tahun akan rendah dan terjaga. BI bahkan memproyeksi inflasi tahun ini akan berada di bawah 3,5%.