"Ditengah kondisi global yang sedang bergejolak, ini menimbulkan vulnerability (kerentanan pada sektor keuangan)," terang dia.
(Baca: Nilai Valuasi Tak Capai US$ 1,5 M, Inalum Sanggup Akuisisi Saham Vale)
Selain pendalaman pasar keuangan, menurut dia, ia juga menekankan pentingnya meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air. Saat ini, menurut dia, Indonesia dan India adalah negara besar di dunia yang tingkat inklusinya paling rendah.
Padahal, lanjut Sri Mulyani, masyarakat yang sadar dengan produk keuangan diharapkan akan membuat kepemilikan domestik terhadap SUN meningkat sehingga mengurangi porsi asing.
Berdasarkan data Neraca Pembayaran Indonesia, aliran modal asing pada kuartal II 2019 mencapai US$4,5 miliar. Adapun porsi kepemilikan asing terhadap SUN meningkat dari 46% pada kuartal I 2019 menjadi 46,6%.