Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perlambatan ekonomi pada kuartal II 2019 disebabkan oleh turunnya kinerja ekspor dan melambatnya investasi. Ekonomi tercatat hanya tumbuh 5,05 persen, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,27%.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan indikator investasi yakni Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal II 2019 hanya mencapai 5,01%. Ekspor bahkan tercatat turun 1,81%, berbanding terbalik dibanding kuartal II 2018 yang masih tumbuh 7,65%.
"PMTB tercatat 5,01% atau lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2018 yakni 5,85%," ujar Suhariyanto saat konferensi pers di kantornya, Senin (5/8).
(Baca: Ekonomi Kuartal II 2019 Melambat Hanya Tumbuh 5,05%)
Ia menjelasan melambatnya PMTB antara lain disebabkan penurunan investasi pada barang modal jenis kendaraan sebesar 0,04% akibat turunnya angka penjualan mobil. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, investasi tersebut masih tumbuh 8,01%.
"Penjualan mobil terkontraksi lebih dari 10% dibanding periode sama tahun sebelumnya," jelas dia.
Kontraksi juga terjadi pada investasi barang modal jenis CBR (sumber daya hayati) mengalami sebesar 0,14%, serta barang jenis kekayaan intelektual sebesar 0,20%. Adapun hanya pertumbuhan komponen investasi bangunan yang masih meningkat diari 5,02% pada kuartal II 2018 menjadi 5,4%.
(Baca: Kuartal II 2019, Ekonomi Wilayah Maluku dan Papua Paling Jeblok)
Ia menjelaskan melambatnya investasi pada kuartal II 2019 merupakan dampak dari situasi politik yang sempat menunjukkan ketidakpastian, terutama terkait Pemilihan Presiden.
Sementara itu, penurunan ekspor dan impor terjadi di tengah kondisi perekonomian global akibat perang dagang antara AS dan China. Pada kuartal II 2019, impor juga tercatat turun sebesar 6,73% dibanding periode yang sama tahun lalu.
BPS mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada kuartal II 2019 mencapai Rp3.963,5 triliun. PDB tersebut tumbuh 5,05 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.