Nilai tukar rupiah pada pasar spot perdagangan hari ini dibuka menguat 0,14% dari penutupan Rabu (24/7) kemarin. Saat berita ini ditulis, nilai tukar rupiah menyentuh level Rp 13.977 per dolar AS.

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Pieter Abdullah Redjalam berpendapat, walaupun masih ada indikasi pelemahan rupiah hari ini, nilai tukar rupiah akan tetap terjaga. "Rupiah masih akan dalam tekanan pelemahan yang bersifat teknikal selama masih menunggu kebijakan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve (The Fed)," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (25/7).

Hanya, Pieter meyakini rupiah hari ini tak akan melewati batas psikologi Rp 14.000 per dolar AS. Ia memperkirakan rupiah hari ini bergerak dalam kisaran Rp 13.950 hingga Rp 14.000 per dolar AS. "Bank Indonesia (BI) tentunya akan menjaga batas psikologis tersebut," tuturnya.

(Baca: Permudah Transaksi Valas, BNI-BI Sosialisasikan DNDF dan LCS)

Penguatan rupiah berjalan seiring penguatan beberapa mata uang Asia. Tercatat, yen Jepang menguat 0,02%, dolar Singapura menguat 0,01%, dolar Taiwan menguat 0,05% dan peso Filipina 0,18%.

Selain menunggu kepastian The Fed, Pieter menilai investor saat ini sedang dalam masa wait and see. Di antaranya, mereka mengkhawatirkan masa depan Brexit. "Selain itu, ketegangan di Timur Tengah dan belum pastinya perang dagang masih menjadi penantian pasar," kata dia.

Sebelumnya, Perdana Menteri terpilih Inggris, Boris Johnson berencana memisahkan Inggris dari Uni Eropa pada Oktober mendatang tanpa ada kesepakatan perdagangan (no-deal Brexit). Pasar menilai, jika Inggris benar-benar akan memisahkan diri dengan cara tersebut, perekonomian negara itu bisa mengalami resesi yang sangat dalam.

(Baca: Boris Johnson Jadi PM Inggris, Rupiah Kembali Ke Level Rp 14.000/US$)

Reporter: Agatha Olivia Victoria