Nilai tukar rupiah cenderung menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang pengumuman bunga acuan Bank Indonesia (BI), Kamis (18/7). Nilai tukar rupiah terus bertengger di kisaran Rp 13.900 per dolar AS.

Rupiah menguat sejak pembukaan perdagangan. Pada pukul 08.30 WIB, rupiah berada di level 13.980 per dolar AS, menguat 0,02% dari posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya yakni Rp 13.982 per dolar AS.

Beberapa mata uang Asia lainnya juga mengalami penguatan. Yen Jepang menguat 0,25%, dolar Hong Kong, dolar Singapura, dan peso Filipina menguat masing-masing 0,03%, yuan Tiongkok 0,04%, ringgit Malaysia 0,02% dan baht Thailand 0,05%.

(Baca: DBS Prediksi Bunga Acuan BI Turun 0,75% Hingga 2020)

Penguatan terjadi di tengah melemahnya dolar AS terhadap mata uang utama dunia. Dalam dua hari ini, indeks dolar AS terkoreksi 0,2% ke level 97,12. Ini terjadi di tengah ekspektasi pemangkasan bunga acuan AS pada akhir Juli.

Di dalam negeri, beberapa ekonom memprediksi BI akan memangkas bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,75% pada Kamis ini. Prediksi tersebut diperkuat oleh potensi pemangkasan bunga acuan AS, dan data ekonomi domestik yang mendukung.  

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, beberapa faktor endukung selain sinyal pemangkasan bunga acuan AS, yakni penguatan nilai tukar rupiah yang cukup signifikan ke bawah Rp 14.000 per dolar AS, stabilnya inflasi di kisaran target yaitu 2,5%-4,5%, serta perbaikan defisit transaksi berjalan.

(Baca: BI Perkirakan Pertumbuhan Kredit Meningkat Pada Triwulan III-2019)

"Setelah pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) kemarin, BI akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% pada bulan ini," kata dia saat dihubungi katadata.co.id, Rabu (17/7).

Prediksi senada disampaikan Ekonom DBS Ekonom Masyita Crystallin. Ia memprediksi bunga acuan akan dipangkas total 75 bps hingga 2020, diawali dengan 25 bps pada Kamis ini.

Reporter: Agatha Olivia Victoria