Morgan Stanley Turunkan Rekomendasi Berinvestasi di Pasar Modal Global

Arief Kamaludin|KATADATA
Morgan Stanley memberikan status underweight untuk pasar modal dan kredit, equal-weight untuk obligasi pemerintah, dan overweight untuk dana tunai.
9/7/2019, 15.52 WIB

Morgan Stanley memangkas alokasi investasi di pasar modal global ke posisi terendah dalam lima tahun. Perusahaan manajemen investasi multinasional tersebut juga memangkas rekomendasinya untuk pasar modal global menjadi underweight.

Hal ini seiring kekhawatiran bahwa dampak positif dari kebijakan moneter yang lebih longgar akan tertutup oleh dampak negatif dari pelemahan pertumbuhan ekonomi. “Saatnya telah tiba untuk menempatkan dana kami di mana mulut kami berada,” demikian tertulis dalam catatan para strategist Morgan Stanley kepada kliennya, seperti dikutip CNBC, Senin (8/7).

Dalam argumentasinya, para strategist Morgan Stanley menyatakan investor masih belum belajar bahwa ketika kebijakan moneter yang lebih longgar bertemu dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat, maka hal-hal lain yang mempengaruhi pasar modal akan kembali.

(Baca: Katadata Market Index: IHSG Juli di Zona Bearish Tertahan Sektor Riil)

Pada gilirannya, hal ini bisa berarti imbal hasil saham yang sangat kecil di tengah kekhawatiran seputar isu dagang, data indeks manufaktur yang lebih soft, dan hilangnya ekspektasi inflasi. Kesimpulannya, realisasi pendapatan pada kuartal II bisa menyakitkan bagi investor yang terlalu percaya diri dengan proyeksi terkini.

Lebih jauh, mereka pun mengingatkan soal negosiasi dagang AS-Tiongkok yang diharapkan menghasilkan kesepakatan namun justru mengarah pada ronde baru penerapan tarif. Kemudian, indeks manufaktur global yang terus turun. Indeks kondisi bisnis yang dirilis Morgan Stanley juga mengalami penurunan bulanan terbesar pada Juni.   

Dengan perkembangan tersebut, Morgan Stanley memberikan status underweight untuk pasar modal dan kredit, equal-weight untuk obligasi pemerintah, dan overweight untuk dana tunai. Aset favorit masih berupa pendapatan tetap di negara berkembang.

“Instrumen pendapatan tetap negara berkembang tidak akan kebal terhadap aksi jual yang lebih besar di pasar modal, tapi kami menilai ini lebih baik,” demikian tertulis.