Katadata Market Index: IHSG Juli di Zona Bearish Tertahan Sektor Riil
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Juli 2019 ini diprediksi berada di zona bearish dengan probabilitas terjadinya bullish mendekati nol. Berdasarkan Katadata Market Sentiment Index (KMSI), prediksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa indikator. Salah satunya, sektor riil yang belum menunjukan perkembangan signifikan.
Penjualan mobil di sepanjang 2019 ini masih 17% di bawah periode yang sama tahun lalu. Begitu pun konsumsi semen sampai Mei tahun ini masih lebih rendah 3,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebaliknya, sektor properti menjadi salah satu sektor dengan peforma terbaik di Juni 2019 lalu. Membaiknya sektor properti karena adanya angin segar di mana terdapat relaksasi pembebasan pajak barang mewah (PPnBM) untuk aset yang bernilai di bawah Rp 30 miliar. Hal itu memberikan sentimen positif bagi pelaku bisnis properti dan investor.
Sikap wait and see dalam Katadata Market Sentiment Index (KMSI) periode Triwulan I-2019 lalu sudah mulai ditinggalkan. Investor mulai berani untuk mengambil sikap di pasar saham, seiring kondisi politik dalam negeri yang semakin stabil.
(Baca: IHSG dan Bursa Asia Melaju Turun, Beberapa Saham Bisa Jadi Pilihan)
Seperti diketahui, Pemilihan Umum (Pemilu) yang telah usai sejak April. Kemudian, putusan Mahkamah Kontitusi yang menolak gugatan kubu Prabowo membuat Presiden Petahan Joko Widodo kembali melanjutkan kepemimpinannya dan menghijaukan iklim investasi pasar saham.
Selain itu, optimisme para pelaku pasar juga dipicu oleh lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) yang menaikkan rating investasi Indonesia menjadi BBB.
Hanya, IHSG pada bulan ini juga terpengaruh oleh perlambatan yang terjadi pada ekonomi global, di mana salah satunya dipicu oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang belum berakhir . Pada Juni lalu, banyak pihak menunggu hasil pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di pertemuan G-20.
Pertemuan tersebut memang berbuah negosiasi antara kedua negara, sehingga tensi perang dagang ini bisa sedikit mereda. Kondisi ekonomi global yang lebih tenang diharapkan turut mendorong perekonomian Indonesia, termasuk kinerja ekspor, sehingga dapat menekan defisit neraca perdagangan.
Seperti diketahui, IHSG ditutup di level 6.359 pada Juni 2019, naik 2,41% dibandingkan penutupan bulan sebelumnya, yaitu 6.209. Secara tahunan, IHSG menguat sebesar 9,65% untuk periode yang sama di tahun lalu yang berada di level 5.799.
(Baca: Sepanjang Hari Melaju Fluktuatif, IHSG Ditutup Naik Tipis 0,08%)
Catatan lainnya, berdasarkan indeks sektoral, sektor properti menjadi primadona pada Juni 2019 di mana sektor ini bergerak paling kuat sebesar 6,25% dibandingkan bulan sebelumnya. Begitu juga sektor Infrastruktur dan Finaisial yang menguat masing-masing 5,25% dan 4,23% dibandingkan Mei 2019.
Sebaliknya, sektor yang turun paling banyak secara persentase pada Juni 2019 adalah Konsumer, di mana secara bulanan turun 2,12% dibandingkan Mei 2019. Diikuti oleh sektor Manufaktur dan Aneka Industri yang masing-masing turun 0,7% dan 0,09%.
Saham yang secara persentase naik paling tinggi pada Juni 2019 dibandingkan Mei 2019 adalah PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) yang melonjak hingga 89,08% menjadi Rp 1.125 per saham. Diikuti oleh PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) yang baik 81,40% menjadi Rp 6.875 dan PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) yang menguat 75,35% menjadi Rp 1.885 per saham.
Sementara, beberapa saham top losers sepanjang Juni 2019 adalah PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) yang harganya terkoreksi 88,24% menjadi Rp 580 per saham dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) yang turun 39,36% menjadi Rp 855 per saham.
(REVISI: Artikel ini diperbarui pada Rabu, 17 Juli 2019, pukul 13.30 WIB karena ada perbaikan data-data pada paragraf ke-13. Mohon maaf atas kekeliruan ini.)