Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewacanakan pembentukan Kementerian Ekspor dan Kementerian Investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Alasannya, ekspor dan investasi Indonesia masih tertinggal daripada mayoritas negara Asia Tenggara.
Jokowi sudah menyampaikan wacana dalam forum rapat kabinet. "Saya bertanya, apakah perlu dalam situasi seperti sekarang ada yang namanya menteri investasi dan menteri ekspor, khusus," katanya di ICE BSD, Tangerang, Banten, Selasa (12/3).
Hari ini, Jokowi membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di ICE BSD. Dia menyatakan, Indonesia seharusnya bisa memacu pertumbuhan ekonomi karena telah mengetahui letak permasalahan utama.
Jokowi menyebutkan sudah ada negara di Eropa yang memiliki Kementerian Investasi maupun Kementerian Ekspor secara terpisah. "Kalau sudah ada menteri juga enggak nendang, yang salah kita semuanya," ujarnya.
(Baca: Investasi 4 Tahun Terakhir Buka 6,3 Juta Lapangan Kerja Baru)
Menurutnya, pemerintah seharusnya bisa memanfaatkan ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok. Dia menuturkan, Indonesia seharusnya bisa mengambil kesempatan untuk meraih investasi, serta menjadi eksportir pengganti.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan ekspor nonmigas sepanjang 2018 sebesar US$ 162,65 miliar, naik 6,25% daripada capaian 2017 yang hanya US$ 153,08 miliar. Namun, target itu jauh dari permintaan Jokowi yang mengharuskan peningkatan sebesar 11%.
Sementara itu, nilai impor periode yang sama meningkat lebih tinggi sebesar 19,71%, sebesar US$ 158,82 miliar dari US$ 132,67 miliar. "Kami sadar, Presiden akan menegur kami karena neraca perdagangan yang defisit, tetapi impor kebanyakan barang modal dan bahan baku untuk menggerakkan perekonomian," kata Enggar saat laporan kepada Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan.
(Baca: Jokowi Minta Digitalisasi Pasar Rakyat)
Kemudian, Kepala BKPM Thomas Lembong menuturkan nilai investasi tahun 2018 sebesar Rp 721,3 triliun, meningkat 4,1% dibandingkan capaian investasi 2017 yang sebesar Rp 692,8 triliun. Namun, pertumbuhan itu jauh lebih kecil daripada tahun 2017 yang tumbuh 13,1%, dari realisasi investasi Rp 612,8 triliun pada tahun 2016.
Apalagi, Penanaman Modal Asing (PMA) tahun 2018 menurun 8,8% jadi Rp 392,7 triliun, dari Rp 430,5 triliun pada 2017. "Tahun lalu, pertama kali pemerintahan mengalami penurunan investasi internasional," ujar Lembong saat menyambut Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi.