Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Semester I-2018 Tumbuh 5,1%

Arief Kamaludin|Katadata
Menteri Keuangan Sri Mulyani
10/7/2018, 11.36 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi semester I 2018 lalu mencapai 5,1 persen. Dengan prediksi ini, dia optimistis laju perekonomian hingga akhir tahun bisa sesuai dengan target yang telah ditetapkan, tanpa perlu perubahan APBN.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebesar 5,4 persen, "Dari sisi makro ekonomi, pertumbuhan semester I mencapai 5,1 persen," kata dia usai mengikuti rapat terbatas realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 di Istana Bogor, Senin (9/7).

(Baca: Jokowi Putuskan Tak Ada Perubahan APBN Tahun Ini)

Selain pertumbuhan ekonomi, asumsi lain juga menjadi pertimbangan pemerintah memutuskan tidak perlu ada APBN Perubahan tahun ini. Asumsi tersebut diantaranya penerimaan dan belanja tahun ini yang diprediksi bakal sesuai target APBN 2018.

Sri mengatakan penerimaan perpajakan menunjukkan pertumbuhan pada periode tersebut. Salah satunya adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPn) non migas yang tumbuh 14,9 persen atau naik lebih tinggi ketimbang 2017 dan 2016 yakni 6 dan 7 persen. Selain itu penerimaan dari bea dan cukai tumbuh 16,7 persen atau tertinggi dalam 3 tahun ke belakang. Penerimaan pajak penghasilan (PPh) juga meningkat 9 persen, dibandingkan tahun lalu yang pertumbuhannya negatif 69 persen.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga mencatat hal positif terjadi pada pertumbuhan jumlah pelaporan pajak berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) orang pribadi yang tumbuh 14 persen. Sedangkan pelaporan SPT badan mencatat kenaikan 11,2 persen dari periode yang sama tahun lalu.

"Dari penerimaan pajak kami melihat dinamika ekonomi yang cukup positif," kata dia. (Baca juga: Menko Darmin: Perlu Perjuangan Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4%)

Dia juga menambahkan realisasi belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) pda semester I lalj mencapai 35 persen atau meningkat 2 persen dari tahun lalu. Sedangkan belanja non K/L mencapai 43,9 persen atau naik dari periode yang sama tahun lalu 41 persen. Namun pertumbuhan yang negatif terjadi pada realisasi transfer daerah yang hanya 51 persen atau lebih rendah 2 persen ketimbang tahun lalu.

"Karena (semester I) tahun lalu kami lakukan pembayaran Dana Bagi Hasil (DBH)," ujar dia.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution