Menkeu dan Gubernur BI Lihat Kemungkinan Target Ekonomi Meleset

Donang Wahyu|KATADATA
Suasana gedung-gedung perkantoran di DKI Jakarta difoto dari ketinggian.
28/5/2018, 18.01 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat adanya kemungkinan target pertumbuhan ekonomi kembali tak tercapai tahun ini. Pemerintah membidik pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% tahun ini, atau lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang sebesar 5,07%.

Perry memprediksi pertumbuhan ekonomi bakal mencapai 5,2% tahun ini. Meski lebih rendah dari target, namun ia menilai level tersebut sudah cukup tinggi. Sri Mulyani pun tak menampik kemungkinan tersebut. Ia pun menyatakan bakal mengkaji estimasi BI tersebut.

"BI menyampaikan 5,2%, tapi kami di internal melihat dalam range 5,17%-5,4%. Ini full year. Kami akan lihat bagaimana dinamika di kuartal II," kata dia usai Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Senin (28/5). (Baca juga: Menko Darmin: Perlu Perjuangan Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4%)

Ia berharap pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa terangkat menembus 5%. Peningkatan tersebut seiring adanya pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 untuk pegawai negarai sipil (PNS) dan perhelatan Asian Games. "Itu nanti akan lihat di kuartal kedua dan ketiga (pertumbuhannya)," ujar dia. 

Di luar itu, ia pun berharap investasi dan ekspor bakal tumbuh lebih tinggi sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini. (Baca juga: THR PNS Naik, Gubernur BI Ramal Ekonomi Kuartal II Tumbuh 5,15%)

Adapun pada kuartal I tahun ini, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,06%, lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada periode sama dalam tiga tahun terakhir. Perbaikan utamanya disokong oleh investasi yang tumbuh cukup tinggi, di tengah konsumsi rumah tangga yang masih tertahan dan ekspor yang tumbuh melambat.

Secara rinci, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi masih tertahan di bawah 5%, tepatnya 4,95%. Meski begitu, pencapaian ini sedikit lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 4,93%.

(Baca juga: Bunga Acuan Naik, BI Sebut Dampak ke Ekonomi Baru 1-2 Tahun ke Depan)

Sementara itu, investasi tercatat mengalami lompatan pertumbuhan, yaitu mencapai 7,95%, jauh lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya 4,81%. Konsumsi pemerintah dan Lembaga Non-profit yang melayani rumah tangga juga mengalami perbaikan pertumbuhan meski tipis yaitu masih-masing 2,73% dan 8,09%, dari periode sama tahun lalu yaitu sebesar 2,71% dan 8,02%. 

Di sisi lain, kinerja ekspor tak memuaskan. Pertumbuhannya anjlok menjadi hanya 6,17%, dari periode sama tahun lalu 8,04%. Di sisi lain, impor tumbuh signifikan yaitu 12,75%, jauh lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 5,01%.