Laju Ekonomi Terus Meleset, DPR Minta Pemerintah Realistis di 2019

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
24/5/2018, 19.27 WIB

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2019 berkisar 5,4-5,8%. Target tersebut mendapat tanggapan beragam dari fraksi-fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Secara khusus, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta pemerintah membuat target yang realistis mengingat target pertumbuhan ekonomi selalu meleset.

Anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Adang Sudrajat mengatakan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi periode 2014-2019 sebesar 7,9%. Namun, rata-rata realisasi pertumbuhan 2015 hingga triwulan I 2018 hanya mencapai 5%.

“Pemerintah gagal dalam menjanjikan pertumbuhan meroket sesuai RPJMN," kata Adang dalam Rapat Paripurna Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2019 di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (24/5). (Baca juga: Rancang APBN 2019, Sri Mulyani Pasang Asumsi Rupiah Hingga 14.000/US$)

Ia pun memaparkan, pada 2015, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,7%, namun hanya terealisasi 4,8%. Sementara itu, pada 2016, pertumbuhan ekonomi hanya tercapai 4,8%, meleset dari target 5,02%. Pada 2017, pertumbuhan ekonomi 5,07% atau di bawah target 5,4%.  

Lebih jauh, ia pun menyoroti target tertinggi pertumbuhan ekonomi tahun depan yaitu 5,8% yang lebih rendah dibandingkan target tertinggi tahun ini yang sebesar 6,1%. Hal ini dinilainya  menunjukkan pesimisme pemerintah. Melihat perkembangan tersebut, ia pun mendorong adanya target yang realistis.

Sementara itu, Anggota DPR dari Fraksi Partai Goongan Karya (Golkar) Edison Betaubun mengatakan Golkar mengapresiasi optimisme pemerintah dalam memproyeksikan pertumbuhan 5,4-5,8%. Namun, ia mengakui perlu perjuangan untuk mencapai target tersebut. "Angka tersebut membutuhkan kerja keras," ujarnya.

Menurut dia, pemilihan umum (Pemilu) akan mendorong pertumbuhan lebih tinggi konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit. Namun, pertumbuhan investasi kemungkinan akan teredam lantaran menunggu Pemilu usai. Maka itu, pemerintah harus menyusun program yang sesuai daya beli masyarakat untuk bisa mencapa target pertumbuhan ekonomi.

Selain target pertumbuhan ekonomi, Anggota DPR juga mengkritik asumsi-asumsi makro lainnya. Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Heri Gunawan, misalnya, memprediksi harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) bisa menembus US$ 100 per barel, atau di asumsi pemerintah sebesar US$ 60-70 per barel pada 2019.

Realisasi dan Asumsi Dasar Makro Ekonomi

Indikator2016 (Realisasi)2017 (Realisasi)2018 (APBN)2019 (Perkiraan)
Pertumbuhan Ekonomi (% year on year)5,025,075,45,4-5,8
Inflasi (%)3,023,613,52,5-4,5
SPN 3 bulan (%)5,74,985,24,6-5,2
Kurs Rupiah (Rp/US$)13.30713.38413.40013.700-14.000
Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel)40,251,24860-70
Lifting Minyak (ribu barel per hari)829803,91800722-805
Lifting gas (ribu barel setara minyak per hari)1.1801.142,331.2001.210-1.300

Sumber: Kementerian Keuangan