Tiga calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) telah menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Masing-masing calon memaparkan strateginya dalam menjaga stabilitas dan memperkuat ekonomi.

Kandidat pertama, Asisten Gubernur BI Dody Budi Waluyo menyampaikan dua strategi untuk memantapkan stabilitas ekonomi, yaitu melalui penanganan inflasi yang konsisten dan penguatan cadangan devisa. Khusus untuk penanganan inflasi, ia menilai perlunya data statistik pangan yang akurat untuk mengetahui kecukupan pasokan pangan dalam negeri.

“Kebijakan inflasi pangan volatile food perlu ditopang data stastistik pangan yang akurat. Kami mendukung penggunaan teknologi satelit untuk memperbaiki data prdouski pangan pertanian," kata dia di ruang rapat Komisi Keuangan DPR, Jakarta, Selasa (26/3).  

(Baca juga: Rizal Ramli Soroti Independensi Calon Gubernur BI di Tahun Politik)

Sementara itu, untuk memperkuat perekonomian, ia mendorong ekonomi inklusif melalui penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Penguatan UMKM tersebut bisa dilakukan melalui pengelompokan (cluster) bisnis dan mensinergikannya dengan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

Ia juga menyinggung soal implementasi cetak biru (blue print) pengembangan ekonomi syariah melalui penguatan rantai bisnis (value chain), integrasi keuangan, dan edukasi kepada masyarakat. "Kami kerja sama dengan berbagai pihak untuk ekonomi syariah yang sekarang sudah ada 63 peran pesantren di Indonesia," kata dia.

Di luar itu, Dody mendorong penguatan industri domestik yang sesuai dengan karaktersistik daerah, serta peningkatan efektivitas kebijakan makro prudensial dengan meningkatkan kredit perbankan dan mempertahankan sistem keuangan. "Kami akan perbaiki siklus keuangan yang saat ini menurun," ucapnya.

Terakhir, ia menyatakan dukungannya terhadap pengembangan ekonomi digital sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi.

(Baca juga: Perry Diprediksi Lolos Uji Calon Gubernur BI di DPR Pekan Ini)

Kandidat kedua, Direktur Eksekutif, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat memaparkan ide mengenai kolaborasi kebijakan antardaerah secara nasional dan internasional untuk mendukung perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan. 

Ia mengajukan enam startegi utama. Pertama, pengendalian inflasi melalui kerja sama antardaerah dan peningkatan inovasi. “Untuk mengatasi kelangkaan pasokan akibat cuaca maka perlu diadakan kampung peduli inflasi dan dikembangkan tanaman pangan dan holtikultura yang tahan cuaca yang berhasil dikembangkan di beberapa negara lain," ujarnya.

Kedua, pengembangan sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui pengembangan UMKM. Ketiga, penguatan dan pemberdayaan ekonomi umat. Keempat, pengembangan semangat incorporated di daerah prioritas serta promosi Indonesia pada dunia internasional.

"Kami telah membangun forum West Java Intercorporate berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Tujuan utamanya menguatkan sinergi antar institusi di Jawa Barat pada aspek investasi perdagangan dan pembiayaan daerah-daerah prioritas di kuadran 4," ucapnya.

Kelima, peningkatan akses ke pasar keuangan melalui pendekatan budaya dan religi yang sesuai dengan kearifan lokal. Untuk daerah mayoritas Muslim, Wiwiek mendorong sinergi pembiayaan melalui penerapan zakat dan wakaf. Sementara untuk daerah mayoritas nonmuslim, ia mendorong pembentukan badan pegumpulan dana untuk kegiatan pengembangan ekonomi umat.

Startegi terakhir, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, di antaranya pemimpin daerah melalui kerja sama BI dengan kementerian terkait.

(Baca juga: Bank Dunia Nilai Target Pertumbuhan Ekonomi yang Masuk Akal 5,3%)

Sementara itu, kandidat ketiga, Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi berpendapat untuk mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan diperlukan upaya untuk mengurangi kerentananan domestik sehingga stabilitas makroekonomi tidak mudah terganggu oleh gejolak eksternal.

Selain itu, ia menilai perlunya memanfatkan potensi sumber daya alam dan manusia, mengurangi ketimpangan ekonomi antardaerah, dan menciptakan kesempatan berusaha yang lebih besar sehingga kesejahteraan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat

Maka itu, ia mendorong pergembangan industri manufaktur yang berorientasi ekspor dengan kandungan impor yang rendah. "Khususnya berbasis sumber daya alam, tambang, pertanian, perkebunan maupun perikanan melalui percepatan dan konsistensi," ucapnya.

Ia juga mendorong pengembangan industri manufaktur penghasil bahan baku yang selama ini banyak diimpor. Menurutnya, industri-industri yang banyak menggunakan bahan baku impor adalah industri farmasi kimia dan logam.

Terakhir, ia mendorong perbaikan industri jasa, khususnya sektor pariwisata dan transportasi. Hal ini dilakukan dengan mempercepat realisasi sektor pariwisata. "Misalnya dengan percepatan beberapa upaya kita menciptakan destinasi-destinasi wisata baru dan juga mendorong industri perkapalan domestik agar ketergantungan terhadap transportasi luar negeri berkurang," kata Doddy.

Rencananya, Komisi Keuangan DPR bakal meggelar rapat untuk memilih Deputi Gubernur BI yang baru pada Rabu (28/3). Komisi juga akan memutuskan meloloskan atau tidak meloloskan kandidat tunggal Gubernur BI Perry Warjiyo.