BI Pantau Inflasi Desember 0,61% Dipicu Harga Pangan dan Tiket Pesawat

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sejumlah calon penumpang menunggu jadwal keberangkatan di terminal keberangkatan Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (11/3). Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah penumpang domestik pesawat sepanjang 2016 mencapai
29/12/2017, 20.26 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan berdasarkan hasil survei minggu keempat Desember, inflasi berada di level 0,61%. Tingkat inflasi terus menajak dari posisi minggu pertama Desember yang sebesar 0,42%. Penyebabnya, kenaikan harga pangan dan angkutan udara.

“Inflasi ini dari volatile food (komponen pangan bergejolak) dan angkutan udara. Yang volatile food utama dari daging ayam ras, telur ayam ras, cabai, sama beras,” kata Agus di Kompleks BI, Jumat (29/12).  Adapun untuk meredam kenaikan harga, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta otoritas angkutan udara.

Meski tekanan inflasi meningkat di Desember ini, Agus menekankan, tingkat inflasi secara tahunan (year on year/yoy) masih dalam rentang target yang sebesar 3-5%. “Kami perkirakan akhir tahun 2017 yoy-nya 3-3,5%,” ucapnya. Dengan demikian, tren inflasi rendah bakal terus berlanjut.

Ditemui di lain kesempatan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui harga beberapa bahan yaitu telur ayam, daging ayam, dan beras mengalami kenaikan. Namun, kenaikan harganya tipis. (Baca juga: Pasokan Cukup, Darmin Klaim Harga Beras Hanya Naik Kurang 1%)

Harga beras, misalnya, hanya naik kurang dari 1%. Terkendalinya harga beras seiring dengan kecukupan pasokan di pasar. Berdasarkan pantauan timnya di Pasar Induk Cipinang, pasokan beras sedikit menurun, namun jumlahnya masih di atas 3 ribu ton per hari. "Itu masih normal," kata dia.