Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, Indeks Tendensi Konsumen dan Indeks Tendensi Bisnis menurun pada kuartal III 2017. Hal ini menunjukkan keyakinan konsumen untuk berbelanja dan pebisnis untuk berekspansi melemah. Padahal, belanja rumah tangga dan investasi bisnis perlu tumbuh lebih tinggi agar target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang sebesar 5,2% tercapai.
Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memaparkan, Indeks Tendensi Konsumen pada kuartal II sebesar 115,92. Indeks ini mengalami kenaikan dibanding kuartal sebelumnya yang hanya 102,27. Namun pada kuartal III, indeksnya justru diperkirakan kembali menurun menjadi 103,29.
Menurut dia, penurunan ini lantaran masyarakat memperkirakan pendapatan bakal lebih rendah dibanding kuartal II 2017. Indeks pendapatan pada kuartal II tercatat sebesar 116,49, sedangkan pada kuartal III diproyeksi hanya 103,29. Di sisi lain, indeks rencana pembelian barang tahan lama, rekreasi, dan pesta pun diperkirakan hanya 102,32.
“Tingkat opimisme konsumen diperkirakan lebih rendah dari kuartal II, karena masyarakat memperkirakan pendapatannya menurun,” kata Suhariyanto saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (7/8). Untungnya, inflasi terkendali sehingga tidak memberi tekanan lebih dalam terhadap keyakinan konsumen. (Baca juga: Masyarakat Rem Belanja, Target Pertumbuhan Ekonomi Terancam Meleset)
Sementara itu, Indeks Tendensi Bisnis pada kuartal III diperkirakan sebesar 108,82, turun dari kuartal II yang sebesar 111,63. Penurunan optimisme ini terjadi lantaran pelaku bisnis yang disurvei--yakni para manajer--masih melihat dan menunggu (wait and see) atas perkembangan harga komoditas. Mengingat pada kuartal II, harga komoditas mengalami penurunan yang menyebabkan pertumbuhan ekspor melambat dari 8,04% di kuartal I menjadi 3,36% saat ini.
Alhasil, para pelaku bisnis pun pesimistis terhadap ekspor. Hal itu tercermin dari indeks order dari luar negeri yang relatif stagnan. Sementara indeks order dari dalam negeri, harga jual produk, dan order barang input menunjukkan perbaikan. Itu menunjukkan bahwa pelaku bisnis yakin kondisinya akan membaik di dalam negeri. (Baca juga: Kinerja Ekspor Kembali Melambat, Ekonomi Kuartal II Stagnan 5,01%)
Adapun sektor usaha yang tercatat paling optimistis di kuartal III yakni administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, jasa keuangan dan asuransi, serta transportasi dan pergudangan yang nilai indeksnya sebesar 130,88. Sementara sektor usaha yang optimismenya paling rendah, yaitu jasa perusahaan, pertambangan dan penggalian, serta jasa pendidikan yakni 101,03.