Target pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang sebesar 5,2% terancam meleset. Persoalannya, konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi tercatat melambat. Penyebabnya, kelas menengah atas terindikasi menahan belanja. Sedangkan daya beli kelas menengah bawah turun.
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir ekonomi hanya tumbuh 5,01% pada kuartal II tahun ini, sama seperti kuartal I. Belanja masyarakat terkait Ramadan dan Idul Fitri gagal mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi di kuartal II. Dengan perkembangan ini, maka pemerintah harus berupaya keras menggenjot ekonomi di kuartal III dan IV ke arah 5,4% untuk mencapai target keseluruhan tahun yang sebesar 5,2%.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual masih melihat peluang laju ekonomi mencapai target. Dengan catatan, konsumsi rumah tangga bisa segera membaik. Selain itu, penyokong lain pertumbuhan ekonomi, yaitu pengeluaran pemerintah dan investasi bisa tumbuh lebih tinggi ke depan.
“Saya masih cukup optimis bisa 5,1%, maksimal 5,2%. Penyokongnya investasi yang sampai sekarang belum tumbuh tinggi, belanja pemerintah di kuartal IV, dan harapannya konsumsi pulih,” kata dia kepada Katadata, Senin (7/8). Ketiga komponen pertumbuhan ekonomi ini menjadi penting sebab komponen lainnya yaitu ekspor sulit diprediksi lantaran tergantung dengan kondisi ekonomi global. (Baca juga: Kinerja Ekspor Kembali Melambat, Ekonomi Kuartal II Stagnan 5,01%)
Untuk menggenjot konsumsi rumah tangga, David mengatakan, pemerintah perlu mendorong agar dana desa yang sebesar Rp 60 triliun cepat dibelanjakan. Dengan begitu, daya beli masyarakat kelas menengah bawah diharapkan bisa kembali pulih. Sepanjang paruh pertama tahun ini, David menyebut banyak gangguan terhadap daya beli kelas menengah bawah, di antaranya kenaikan tarif listrik. Alhasil, nilai tukar petani serta buruh pun tercatat turun.
Sementara itu, David menduga konsumsi kelas menengah atas masih sangat tergantung pada kepercayaan terhadap kondisi perekonomian ke depan. “Tapi mudah-mudahan membaik di akhir tahun” ucapnya. (Baca juga: Penjualan Produsen Barang Konsumsi di Indonesia, India, Vietnam Turun)
Di sisi lain, tim riset dari DBS Group menyatakan pihaknya ragu ekonomi bisa tumbuh jauh di atas 5% bila konsumsi rumah tangga melemah. Adapun untuk keseluruhan tahun, ekonomi diperkirakan hanya akan tumbuh 5,1% atau di bawah target pemerintah. (Baca juga: Nasabah Ragu Ekonomi Baik, Tabungan Naik Rp 60 Triliun dalam Sebulan)