Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi tahun ini bakal mencapai 4,36 persen. Level ini lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sebesar 3,02 persen dan mendekati batas atas target inflasi 2017 yang sebesar 5 persen. Namun, perkiraan tersebut belum memperhitungkan kemungkinan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tarif listrik di semester kedua nanti.
"Kami sekarang lihat, di kajian (Rapat Dewan Gubernur) kemarin bahwa baseline (garis dasar) kami untuk inflasi menunjukkan kondisi yang baik karena sebelumnya kami perkirakan 4,63 persen malah 4,36 persen," kata dia di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (16/6).
Proyeksi yang optimistis ini lantaran inflasi pada Ramadan tahun ini diperkirakan bakal lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya, pasokan dan distribusi pangan terpantau terjaga. Namun, proyeksi optimistis tersebut bisa berbalik arah bila kemudian ada tekanan di semester kedua nanti. (Baca juga: Darmin Proyeksikan Inflasi Ramadan 2017 Terendah dalam 10 Tahun)
Hal tersebut seperti disampaikan Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Doddy Budi Waluyo. Ia mengatakan tekanan inflasi bakal berkurang setelah Ramadan atau Juni ini. Namun, tekanan inflasi bisa saja kembali menguat bila pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga-harga yang diaturnya, sehingga mempengaruhi juga harga pangan bergejolak.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pernah mengatakan, setelah Lebaran, pemerintah akan mengkaji kemungkinan menaikkan harga BBM karena ada tren peningkatan harga minyak dunia. Menurut dia, dengan harga BBM saat ini, subsidi diperkirakan membengkak hingga Rp 60 triliun. "Daripada naik seperti itu, mending harganya dinaikkan," kata Darmin. (Baca juga: Menko Darmin: Pemerintah Kaji Kenaikan BBM Setelah Lebaran)
Untuk Juni ini, Agus memperkirakan inflasi hanya akan mencapai 4,17 persen secara tahunan (year on year) atau lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 4,33 persen. "Kami yakin seluruh pemangku kepentingan, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan kepolisian semua menjaga. Kami lihat inflasi terjaga," ujar Agus. (Baca juga: Mengukur Geliat Harga Pangan Jelang Lebaran Dibandingkan Masa Lalu)
Mengacu pada perkembangan inflasi tersebut, Dewan Gubernur BI pun memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan, BI 7-Day Repo Rate, di level 4,75 persen dalam rapat yang digelar pada 14-15 Juni lalu. Tingkatan bunga tersebut diyakini bisa mendorong pemulihan ekonomi.
Tahun ini, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,17 persen atau lebih tinggi dari tahun lalu yang mencapai 5,02 persen. "Kami yakin dengan kami jaga tetap 4,75 persen ini konsisten jaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Juga masih mendorong, meneruskan pemulihan ekonomi," ucapnya.