Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,11 persen di Kuartal II-2017. Selain kinerja ekspor yang sudah tampak sejak kuartal I, konsumsi rumah tangga juga diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi pada pertengahan tahun ini
Apalagi, bulan depan ada faktor musiman yang bia jadi pendongkrak konsumsi rumah tangga yakni datangnya bulan Ramadan dan momen Lebaran."Saya lihatnya, pertumbuhan ekonomi Kuartal-II itu 5,11 persen," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (18/5).
(Baca juga: Kredit Rumah di Indonesia Masih Minim, Jauh di Bawah Negara Tetangga)
Agus menyatakan, pertumbuhan ekspor tahun ini ditopang oleh kenaikan harga komoditas. Sebab, membaiknya pertumbuhan ekonomi dunia kemudian berdampak pada kenaikan permintaan terhadap komoditas ekspor Indonesia.
Kenaikan ekspor ini kemudian akan berdampak pada peningkatan penghasilan masyarakat, terutama di daerah penghasil produk berbasis Sumber Daya Alam (SDA).
"Indonesia kalau seandainya harga komoditi di Sumatera, Kalimantan, dan kawasan timur Indonesia itu meningkat itu biasanya konsumsinya meningkat. Jadi kami harapkan konsumsi akan bangkit di Kuartal II-III," kata Agus.
Selain ekspor dan konsumsi rumah tangga, peningkatan belanja pemerintah juga akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Sementara, belanja pemerintah diperkirakan akan terus naik hingga akhir tahun seiring pencairan anggaran.
(Baca juga: Keamanan Jadi Masalah Utama Layanan Keuangan Digital Indonesia)
"Kuartal II (pertumbuhan ekonomi diproyeksikan) 5,1 persen. Pada Kuartal III-IV akan di atas 5,2 persen," tutur Agus.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuatal I 2017 sebesar 5,01 persen. Pencapaian tersebut lebih tinggi dibanding proyeksi Bank Indonesia (BI) yang meramalkan pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen lantaran seretnya penjualan retail pada awal tahun.