Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjamin pasokan bahan pangan aman menjelang Bulan Ramadan yang tinggal hitungan pekan lagi. Atasa dasar itu, dia yakin kenaikan harga bahan pangan tidak akan terjadi, baik saat Ramadan atau Lebaran pada Juni mendatang.

"Semuanya aman. Ini yang bisa kami pastikan. Tidak ada peningkatan harga dan pasokan banyak," ujar Amran usai Rapat Koordinasi (Rakor) mengenai subsidi pangan di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Kebudayaan, Jakarta, Senin (8/5).

Ia menyebut kecukupan pasokan beberapa bahan pangan. Beras, misalnya, sudah ada pasokan sebanyak 2,2 juta ton. Komoditas pangan lain, seperti bawang merah dan bawang putih, juga mencukupi pasokannya yaitu masing-masing sebanyak 2.000 ton dan 1.000 ton. Begitu juga dengan minyak goreng sudah disediakan sebanyak 1,5 juta ton.

Mengacu pengalaman tahun lalu, menurut Menteri Amran, pemerintah sudah menyiapkan pasokan bahan pangan dua bulan sebelum Ramadan. Alhasil, tidak ada kenaikan harga yang berarti. "Ingat enggak, yang kami syukuri tahun lalu, dua bulan sebelum Ramadhan semuanya aman saja. Suplai juga bagus. Sekarang tinggal dua minggu kan, ini aman-aman saja," tutur Amran.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Ramadan dan Lebaran tahun lalu yakni Juni dan Juli sebesar 0,66 persen dan 0,69 persen. Angka tersebut memang lebih rendah dibanding momen yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) berencana mengimpor 10-20 ribu ton daging kerbau dari India. Upaya ini dilakukan untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga daging menjelang Ramadan dan Lebaran yang akan jatuh pada Mei-Juni mendatang.

Stok daging kerbau di gudang Bulog saat ini masih mencapai 39 ribu ton. Selain itu, Bulog juga masih memiliki sisa stok daging sapi sebanyak 304 ton. "Nantinya stok daging (kerbau) menjelang lebaran bisa mencapai 49 sampai 59 ribu ton,” kata Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, beberapa waktu lalu.

Meski stok di gudangnya masih menumpuk, Djarot yakin tambahan impor masih diperlukan karena pada dasarnya pasokan daging di dalam negeri masih kurang. Berdasarkan data BPS, kekurangan daging di dalam negeri saat ini sebanyak 261,54 ribu ton. Sebab, produksi daging nasional hanya 468,36 ribu ton, padahal konsumsi nasional mencapai 729,91 ribu ton per tahun.

Di sisi lain, Djarot menyatakan stok beras dan gula di gudang Bulog masih cukup sehingga tidak perlu impor. Menurutnya, stok beras Bulog mencapai 2 juta ton, sementara gula 360 ribu ton. “Ini cukup sampai 2 hingga 3 bulan ke depan,” ujar dia.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah terus memantau ketersediaan, kelancaran distribusi, dan stabilisasi harga bahan pokok. “Bahan pokok, beras, daging, telur, gula, minyak. Semuanya lebih dari cukup,” katanya.

Kementerian Perdagangan juga meminta pemerintah daerah turut memantau dan melaporkan perkembangan harga harian secara intensif di daerah masing-masing pada H-14 Ramadan sampai dengan H+2 Lebaran.

Bulog merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat porsi terbesar dalam misi stabilisasi harga pangan. Dana hingga puluhan triliun rupiah pun telah disiapkan oleh perusahaan pelat merah itu.

Tahun ini, Bulog menyiapkan modal sebesar Rp 27,8 triliun untuk pembelian beras. Sementara dana untuk pengadaan 818.590 ton gula sebesar Rp 8,45 triliun. Selain itu, Bulog akan menyiapkan anggaran untuk beberapa komoditas lain seperti daging, kedelai, jagung, minyak gooreng hingga bawang merah.