Sensus Ekonomi 2016: Bisnis Perawatan Kendaraan Mendominasi

Arief Kamaludin | KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
27/4/2017, 12.39 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil sensus ekonomi yang dilakukan pada Mei-Juni 2016. Hasilnya, sektor perdagangan mendominasi perekonomian nasional dengan jumlah usaha/perusahaan sebanyak 26,71 juta berdasarkan seluruh lapangan usaha kecuali pertanian di seluruh Indonesia. Pendataan ini mencakup kategori lapangan usaha, skala usaha, dan wilayah.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan jumlah usaha dan perusahaan hasil sensus 2016 mengalami peningkatan sebesar 17,51 persen dibandingkan hasil sensus ekonomi 2006 yang sebesar 22,73 juta. Dari total 26,71 juta usaha atau perusahaan, sebanyak 98,33 persen atau 26,26 juta diantaranya merupakan Usaha Mikro Kecil (UMK) dan sebanyak 1,67 persen sisanya atau 0,45 juta berskala Usaha Menengah besar (UMB).

"Ini mencakup seluruh usaha atau perusahaan. Usaha yang dimaksud di sini adalah yang tidak berbadan hukum. Sedangkan perusahaan adalah yang berbadan hukum," ujar Suhariyanto saat konferensi pers di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Kamis (27/4). (Baca: Pertanian Penyumbang Tertinggi Indeks Harga Perdagangan Besar)

Dari data sensus ekonomi 2016, ditemukan fakta bahwa distribusi usaha atau perusahaan menurut lapangan usaha didominasi Perdagangan Besar dan Eceran, seperti reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebanyak 12,3 juta usaha atau 46,17 persen. Lapangan usaha terbesar berikutnya berturut-turut lapangan usaha penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 16,72 persen, serta industri pengolahan 16,53 persen.

Berdasarkan sebaran lokasi, sebanyak 79,35 persen usaha/perusahaan masih terkonsentrasi di wilayah Barat Indonesia atau di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Bahkan, Pulau Jawa masih mendominasi jumlah usaha/perusahaan dengan memiliki rasio 60,74 persen terhadap seluruh usaha/perusahaan di Indonesia. 

Sisanya, sebanyak 20,65 persen tersebar di kawasan Timur seperti Pulau Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Di kawasan Timur, Pulau Sulawesi mendominasi jumlah usaha/perusahaan dengan kontribusi sebanyak 8,09 persen.

(Baca: Setop Proyek Cari Data, Jokowi Perintahkan Menteri Pakai Data BPS)

Sementara berdasarkan distribusi tenaga kerja, didominasi oleh usaha/perusahaan perdagangan besar dan eceran sebanyak 22,4 juta orang atau 31,81 persen dari tenaga kerja yang ada di Indonesia. Kemudian, berturut-turut dikuti oleh tenaga kerja lapangan usaha industri pengolahan sebesar 15,99 juta orang atau 22,75 persen dan penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 8,41 juta orang atau sebesar 11,97 persen.

"Ini adalah hasil awal dari sensus ekonomi 2016. September 2017 akan dilakukan sensus ekonomi tahap kedua untuk mendata struktur permodalan, biaya, dan lainnya," ujar Suhariyanto.

Menyikapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan aspresiasinya atas hasil sensus ekonomi 2016 yang dilakukan oleh BPS. Menurutnya, hasil sensus ekonomi 2016 ini akan memberikan gambaran yang lebih rinci dan mendalam mengenai perekonomian Indonesia. Darmin mengatakan, data-data dari sensus ekonomi 2016 ini dapat menjadi penjelasan dan pendalaman dari data ekonomi makro nasional.

"Kami apresiasi betul (sensus ekonomi 2016), bahwa ini akan membantu semua pihak termasuk pemerintah terutama dalam menyusun perencanaan, kebijakan, dan kegiatan," ujar Darmin. (Baca: BPS Minta Rp 2,4 Triliun Anggaran Sensus Ekonomi Tak Disunat)