Pertumbuhan Produksi Manufaktur Mulai Membaik

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
1/11/2016, 16.55 WIB

Industri manufaktur nasional sudah mengarah positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang terus naik sejak awal tahun. Pada triwulan III tahun ini, pertumbuhan industri manufaktur sudah di atas lima persen, yakni 5,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang terutama disumbang oleh industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional yang tumbuh 11,26 persen. Kemudian disusul industri makanan sebesar 7,70 persen serta industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki naik 7,28 persen.

Meski demikian, ada beberapa industri yang mengalami penurunan produksi, diantaranya industri  karet, barang dari karet dan plastik yang turun 12,58 persen. Sedangkan, industri pengolahan lainnya turun 9,83 persen dan industri tekstil turun sebesar 8,96 persen. 

"Secara year to year industri besar dan sedang pada triwulan III-2016 ini naik 5,07 persen," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (1/11). (Baca: Industri Tekstil dan Kimia Tumbuh Pesat Dua Tahun Terakhir)

Berdasarkan wilayah, produksi industri manufaktur yang mengalami pertumbuhan paling tinggi berada di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam, sebesar 15, 55 persen. Disusul berturut-turut Riau dan DKI Jakarta sebesar 10,48 persen. Namun, terdapat beberapa Provinsi yang mengalami penurunan, yakni Sulawesi Barat sebesar 8,97 persen, Papua Barat 4,93 persen, dan Bali yang turun 3,53 persen.

Tren pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang terus naik pada tahun ini. Kuartal I lalu pertumbuhannya baru mencapai 4,13 persen. Kemudian naik pada kuartal II menjadi 5,01 persen dan 5,07 persen. Sepanjang satu tahun pada 2014 dan 2015, rata-rata pertumbuhannya 4,76 persen.

Produksi industri manufaktur mikro dan kecil juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,75 persen dibandingkan kuartal III-2015. Namun, pertumbuhannya terlihat melambat jika dibandingkan dua kuartal sebelumnya di tahun ini. Pada kuartal I-2016, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil mencapai 5,91 persen, kemudian naik menjadi 6,56 persen pada kuartal II-2016.

(Baca: Didorong Asing, Bank Dunia: Industri Manufaktur Bisa Jaya Kembali)

Suhariyanto yang biasa disapa Ketjuk ini mengatakan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada kuartal III-2016 lebih besar disumbang oleh pertumbuhan industro komputer, barang elektronika, dan optik sebesar 34,11 persen. Industri percetakan dan reproduksi media rekaman tumbuh sebesar 20,84 persen dan ndustri kertas dan barang dari kertas sebesar 19,05 persen.

Sedangkan, jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah barang logam bukan mesin dan peralatannya turun sebesar 12,40 persen. Jasa reparasi dan pemasangan mesin serta peralatannya turun 7,90 persen. Serta, industri karet, barang dari karet dan plastik turun 2,20 persen. "Jadi industri manufaktur mikro dan kecil ini naik 5,75 persen secara year to year," ujarnya.