Ekonomi Sedang tidak Normal, tapi Bukan Krisis

KATADATA
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
Penulis:
Editor: Arsip
27/8/2015, 14.35 WIB

KATADATA ? Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menyatakan, kondisi perekonomian saat ini berbeda dengan situasi krisis pada 1998 maupun 2008. Meski begitu, keduanya mengakui jika tetap perlu meningkatkan kewaspadaan menghadapi situasi yang tidak pasti.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, kondisi saat ini tidak lepas dari lambatnya pemerintah melakukan antisipasi penurunan harga komoditas. Sebetulnya, tren harga komoditas di pasar dunia sudah mengarah turun sejak 2011. Namun, pada saat itu pemerintah seolah terlena karena harga masih tinggi, sehingga ekonomi masih dapat tumbuh di kisaran 6 persen.

Di sisi lain, pemerintah dan dunia usaha tidak melakukan persiapan untuk memberikan nilai tambah atas produk komoditas. Akibatnya, kinerja ekspor tidak terangkat dan cenderung turun pada saat ini. ?Saya katakan Indonesia tidak dalam kondisi normal, tapi bukan krisis. Kata waspada adalah kata yang tepat menurut saya,? kata Bambang dalam diskusi bertema ?Waspada Ekonomi Indonesia? di Jakarta, Kamis (27/8).

Gubernur BI Agus Martowardojo menambahkan, kondisi saat ini sangat berbeda dengan krisis yang terjadi pada 1998. Dia menjelaskan, saat itu pertumbuhan ekonomi minus 13 persen dan inflasi melonjak 77 persen. Suku bunga acuan (BI Rate) juga ditingkatkan hingga ke level 57 persen. Sedangkan cadangan devisa hanya US$ 21 miliar, ini pun sudah menerima bantuan dari lembaga internasional.

Pada tahun ini, lanjut dia, ekonomi masih tumbuh 4,7 persen pada semester I-2015. Inflasi juga dipastikan akan mengarah pada target 4 persen plus minus 1 persen pada akhir tahun. Selain itu, pelemahan rupiah saat krisis 1998 berlangsung sangat cepat dari Rp 2.000 menjadi Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

Halaman:
Reporter: Redaksi