Tembus Rp 14.000, Pengusaha Butuh Rupiah Stabil

KATADATA
Nilai tukar rupiah menembus angka Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Pengusaha meminta Bank Indonesia (BI) dan pemerintah menjaga stabilitas rupiah.
24/8/2015, 14.06 WIB

?Impor dalam industri itu hal wajar, value chain, cari yang murah. Nggak ada masalah selama tujuan ekspor, kata Ade. ?Yang jadi masalah kalau Cina mencari pasar Indonesia. Langkah apa yang bisa kami lakukan tanpa bantuan pemerintah, ya bisa ditutup (perusahaan).?

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI) Theresia Rustandi bahwa, volatilitas rupiah juga menyulitkan industri properti, terutama biaya komponen konstruksi dan bahan bangunan. Apalagi, 30 persen bahan baku untuk bangunan tinggi berasal dari impor. Akibat fluktuasi rupiah, kontraktor tidak dapat memperkirakan biaya secara akurat.

?Kami berharap (rupiah tidak di atas Rp 14.000 per dolar AS). Stabil itu penting. Industri sulit berkembang jika banyak surprise,? kata Theresia.

Menurut ekonom Universitas Indonesia (UI) Anton Gunawan, selama pelemahan rupiah tidak bisa diprediksi, pengusaha akan terus kesulitan menentukan kebijakan. Terutama untuk mencegah terjadinya kerugian akibat selisih kurs. Dia berharap, BI menjaga pergerakan rupiah supaya tidak terlalu bergejolak (volatile).

?Dalam bisnis pasti melakukan penyesuaian, mengikuti kondisi apa yang menjadi perhatian termasuk di dalamnya kurs. Pasti ada upaya nggak diam saja,? tutur dia.

Menurut dia, yang paling utama dilakukan pemerintah adalah menjaga agar daya beli masyarakat tidak jeblok. Sebab, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Sementara, di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global saat ini perbaikan ekonomi menjadi sentimen positif agar rupiah bisa kembali menguat. 

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati