SMI Targetkan Pembiayaan Infrastruktur Rp 6 Triliun pada Semester I

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Safrezi Fitra
11/6/2015, 13.41 WIB

KATADATA ? Dalam lima bulan pertama tahun ini, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) mencatat telah menyalurkan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur senilai Rp 4,6 triliun. Hingga Juni, perusahaan menargetkan dana yang disalurkan ke infrastruktur mencapai Rp 6 triliun.

Direktur Utama Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Emma Sri Martini mengatakan pihaknya sudah mendapat komitmen pembiayaan infrastruktur hingga Mei sebesar Rp 6,5 triliun. Namun, komitmen pembiayaan yang sudah dicairkan baru 4,6 triliun.

Komitmen pembiayaan yang didapat SMI sudah melebihi target kuartal II, sebesar Rp 6 triliun. Bahkan lebih besar dari penyaluran pada periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 5,5 triliun.

Menurut dia, dampak ekonomi yang bisa terjadi dari investasi infrastruktur yang disalurkan sangat besar. Rata-rata dari pembiayaan infrastruktur yang disalurkan SMI, berdampak hingga delapan kali terhadap perekonomian.

"Dari nilai (pembiayaan) ini dampaknya akan luar biasa, rata-rata multiplier effect-nya bisa delapan kali," kata Emma saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (10/6). Jika penyaluran pembiayaan kuartal II terealisasi sebesar Rp 6 triliun, nilai ekonomi yang akan dihasilkan bisa mencapai Rp 48 triliun.

Emma menyebut dana yang disalurkan SMI pada hingga kuartal II ini berasal dari hasil penggabungan perseroan dengan Pusat Investasi Pemerintah pada awal tahun. Selain itu, ada juga tambahan dari  suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 2 triliun.

Rendahnya penyerapan anggaran infrastruktur pada kuartal I lalu juga berdampak pada pembiayaan SMI. Dia mengatakan adanya perubahan nomenklatur berakibat terhambatnya proyek infrastruktur pada kuartal I. Meski demikian, dia tetap optimistis pada kuartal II, proyek-proyek infrastruktur akan segera berjalan.

Beberapa proyek yang akan mendapat pembiayaan dari SMI, diantaranya proyek pembangkit listrik dan jalan tol. Emma juga menyebut pihaknya telah memiliki komitmen untuk membiayai proyek pelabuhan dari Badan Usaha Milik Negara untuk pembangunan pelabuhan, salah satunya proyek pelabuhan Sorong. Ada juga proyek infrastruktur swasta senilai Rp 2 triliun.

Emma juga memberitahu pada tahun depan pihaknya akan mendapatkan pinjaman multilateral sebesar US$ 100 juta. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai anak usaha SMI yakni Indonesia Infrastructure Fund (IIF) dalam membiayai infrastruktur.

"Sekitar semester II tahun depan, pinjamannya datang dari World Bank atau Asian Development Bank (ADB)," kata Emma.

IIF akan memperoleh suntikan dana sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2 triliun pada semester II tahun ini. Dana ini berasal dari pinjaman sindikasi perbankan asing, yang akan dipakai untuk pembiayaan infrastruktur tahun depan.

Direktur Utama IIF Sukatmo Padmosukarso mengatakan perusahaannya tidak memperoleh pinjaman dari perbankan lokal. Sebab, kemampuan perbankan lokal untuk membiayai proyek infrastruktur masih rendah.

Padahal, kebutuhan pembiayaan infrastruktur hingga 2019 sangat besar. Totalnya diperkirakan mencapai Rp 5.519 triliun. ?Sektor perbankan di Indonesia tidak bisa mengeluarkan uang sebanyak itu. Makanya, orientasi kami mencari pendanaan dari luar,? kata Sukatmo.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution