Menteri ESDM Diminta Wajibkan SPBU Jual BBG

KATADATA
Menteri ESDM Sudirman Said meninjau SPBG Pertamina di Kawasan Lebak Bulus, Jakarta
Penulis: Safrezi Fitra
14/4/2015, 17.00 WIB

KATADATA ? Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mewajibkan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menjual bahan bakar gas (BBG). Dengan kata lain, setiap SPBU juga berfungsi sebagai stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).

Kebijakan ini diperlukan sebagai dukungan untuk mempercepat program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke BBG. "Kami minta kepada Menteri ESDM untuk mewajibkan SPBU menyediakan SPBG. Kalau diwajibkan pak Menteri ESDM pasti semua (pengusaha SPBU) mau," kata Saleh di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/4). 

Harga BBG pada dasarnya lebih murah dibandingkan BBM. Saat ini harga BBG sebesar Rp 3.100 per liter setara premium (lsp). Sementara harga BBM jenis premium Rp 7.300 per liter untuk luar Jawa Madura Bali (Jamali) dan Rp 7.400 per liter untuk Jamali.

Meski harganya murah, konsumsi BBG, khususnya untuk transportasi masih rendah. Ini terjadi karena masyarakat kesulitan untuk mendapatkan BBG. Salah satu contohnya angkutan umum di Jakarta, Bajaj. Meski sudah hampir semuanya diganti menjadi Bajaj BBG, tapi konsumsi bahan bakarnya masih tetap menggunakan BBM.

Dengan adanya SPBG di daerah SPBU maka masyarakat tidak perlu lagi bingung mencari tempat untuk mengisi BBG. Jika infrastruktur tersebut sudah tersedia, dia juga sangat yakin dunia industri juga akan mendukung program konversi.

"Jangan sampai kita paksa industri otomotif untuk membuat konventer kit, tapi habis itu tidak bisa diisi dimana-mana," ujar dia.

Menanggapi permintaan Saleh, Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan dukungannya terhadap rencana tersebut. Dia mengatakan sampai saat ini sudah ada 50 SPBG yang terbangun di SPBU milik PT. Pertamina (Persero).

"Tapi dorong lebih masif, kami wajibkan semua SPBG di SPBU. Kami bisa pegang kota besar, barangkali akan jadi ekonomis," ujar dia.

Tahun lalu PT Pertamina (Persero) menyatakan rencananya untuk membangun 150 SPBG setiap tahun di pulau Jawa dan Bali. Pembangunan SPBG ini sepenuhnya akan menggunakan dana internal perseroan, dengan investasi sebesar Rp 1,5 triliun.

SPBG yang dibangun tersebut akan menempel pada SPBU yang sudah ada. Pertamina akan menambah fasilitas pengisian bahan bakar gas (BBG) berupa dispenser, kompresor, pengering dan fasilitas lainnya. Saat ini Pertamina memiliki 5.000 SPBU di seluruh Indonesia, 3.000 diantaranya berada di Pulau Jawa dan Bali.

Dengan model SPBU/G atau SPBU terintegrasi dengan fasilitas pengisian BBG, konversi lebih mudah diterapkan. Model ini juga meminimalkan hambatan pembangunan SPBG seperti pembebasan lahan dan perizinan. Sehingga, pembangunan SPBG bisa lebih cepat dan murah.

Reporter: Arnold Sirait