KATADATA ? Kapasitas pembangkit listrik yang masuk dalam Fast Track Progam (FTP) 10.000 megawatt (MW) yang dibangun kontraktor asal Cina dinilai rendah. Pemerintah ingin PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyewakan kembali atau lease back pembangkit-pembangkit tersebut kepada investor asal Cina.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dedy S. Priatna mengatakan, hal ini merupakan salah satu persoalan yang dibicarakan dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Cina beberapa waktu lalu.
Saat ini kapasitas produksi pembangkit listrik yang dibangun kontraktor Cina hanya 30 persen-55 persen. Kapasitas ini jauh lebih rendah daripada pembangkit listrik yang dikerjakan oleh kontraktor Jerman, Prancis, atau Amerika Serikat yang mencapai 75 persen-80 persen. Akibat rendahnya kapasitas produksi, distribusi listrik menjadi tidak maksimal.
?Artinya kalau PLN butuh listrik untuk 100 orang, yang buatan Cina ini hanya cukup untuk 50 orang. Nilai investasi sama besarnya (dengan pembangkit listrik lain) tapi performance beda,? kata Dedy saat ditemui di kantornya, Jumat lalu.
Dedy menjelaskan, skema lease back dipilih supaya pembangkit listrik tersebut tetap menjadi milik Indonesia. Dia optimistis, dengan cara ini maka pembangkit listrik tersebut akan meningkatkan kapasitas produksinya supaya tidak merugi ketika mereka menjual listrik ke PLN.
?Nantinya mau tidak mau mereka (Cina) harus meningkatkan efisiensi dan kapasitasnya,? kata Dedy.
Pemerintah juga akan membentuk tim yang akan bernegosiasi mengenai konsensi listrik ini. ?Negosiasinya akan selesai pada bulan November atau Desember. Setelah ditentukan baru nanti ada Peraturan Presidennya (Perpres),? lanjutnya.
Proyek FTP-1 merupakan proyek pengerjaan pembangkit listrik 10.000 MW yang dimulai pada 2006 silam. Proyek ini merupakan kesempatan perdana pengerjaan pembangkit listrik dengan menggunakan teknologi asal Cina.
Sedangkan pada 2013 PLN telah memulai proyek FTP-2 di 98 lokasi dengan total kapasitas 10.047 megawatt. Dalam proyek tersebut 37 persen pembangkit listrik dibangun PLN, dan 63 persen sisanya dibangun oleh swasta.