KATADATA ? Pemerintah menyebut harga semen berpotensi kembali diturunkan, jika harga minyak dunia tercatat melemah lagi. Namun, hal ini akan didiskusikan terlebih dulu dengan PT Semen Indonesia Tbk sebagai perusahaan semen berpelat merah.
"Saya akan tanyakan lagi ke manajemen Semen Indonesia (jika harga minyak kembali turun). Bagaimana impact-nya terhadap perusahaan," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno di kantornya, Jakarta, Jumat (16/1).
Dia berharap perusahaan semen BUMN akan lebih efisien dengan kebijakan pemerintah menurunkan harga. Harapan lainnya, kebijakan ini mampu meningkatkan pangsa pasar perusahaan semen BUMN, khususnya Semen Indonesia. Apalagi, perusahaan tersebut juga akan meningkatkan produksinya dengan pembangunan pabrik baru di Rembang dan Indoraya.
Menurut dia, penurunan harga yang dilakukan oleh perusahaan BUMN yang memiliki pangsa pasar paling besar, akan diikuti oleh perusahaan semen lainnya. Ini akan mengurangi inflasi, dan berdampak pada perbaikan ekonomi.
Seperti diketahui, siang ini Presiden Joko Widodo mengumumkan menurunkan harga jual semen produksi BUMN turun sebesar Rp 3.000 per zak. Harga baru semen ini efektif berlaku mulai Senin, 19 Januari 2015.
Pemerintah berharap seluruh pemangku kepentingan ikut mengendalikan harga barang dan jasa ke level yang lebih rendah dengan adanya kebijakan ini. Hal ini juga sebagai langkah menyesuaikan penurunan biaya produksi grup Semen Indonesia.
Sebelumnya, harga semen milik perusahaan pemerintah di tingkat distributor berkisar Rp 54.000 ? Rp 56.000 per sak. Dengan penurunan harga yang ditetapkan pemerintah, harganya menjadi sekitar Rp 51.000 ? Rp 53.000 per sak.