KATADATA ? Pemerintah akan bergabung dengan beberapa negara di Asia untuk mendirikan bank infrastruktur Asia atau Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang diprakarsai pemerintah Cina.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memastikan keikutsertaan Indonesia, sambil menunggu arahan Presiden Joko Widodo. "Indonesia akan bergabung, kita tunggu saja," ujarnya di Jakarta, Senin (10/11).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto menambahkan pendirian bank khusus infrastruktur itu merupakan salah satu kebutuhan utama. Terlebih pembangunan insfrastruktur memakan banyak biaya. "Nanti Indonesia akan ikut setor modal sebagai bagian dari pendiri," ujarnya.
Hingga saat ini pendirian bank infrastruktur masih dalam tahap persiapan. Pemerintah sendiri telah menyepakati nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan pemerintah Cina terkait kerja sama tersebut.
Untuk pendirian bank itu, dibutuhkan dana US$ 50-100 miliar. Angka ini merupakan total kontribusi semua negara kawasan Asia yang akan bergabung nanti. "Modal disetor itu biasanya 20 persen dari capital inflow," kata Andin.
Seperti diketahui, Cina sebagai negara ekonomi terbesar di kawasan Asia berencana membangun koneksi pembangunan infrastruktur di kawasan dengan mendorong pendirian sebuah bank infrastruktur. Bank ini nantinya akan berfungsi seperti halnya Asian Developement Bank (ADB) hanya saja akan terfokus pada bidang infrastruktur.
Dalam kunjungannya ke Cina, Jokowi sendiri menginginkan bank infrastruktur Asia itu berkantor di Indonesia. Keinginan itu ia sampaikan ketika bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping, Minggu 9 November 2014.