Inflasi Oktober Naik, Capai 0,47 Persen

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis:
Editor: Arsip
3/11/2014, 13.26 WIB

Dari 82 kota, 74 kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual 2,18 persen dan terendah di Mamuju sebesar 0,06 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 1,08 persen, dan terendah di Tanjung Pandan sebesar 0,12 persen. 

Untuk inflasi inti Oktober tercatat 0,27 persen. Inflasi inti year to date sebesar 3,46 persen dan inflasi inti year on year 4,02 persen.

Menurut Riset ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina, angka inflasi Oktober lebih tinggi dari perkiraan konsensus sebesar 0,33 persen. Danamon menilai inflasi ini merupakan dampak dari kenaikan harga LPG dan listrik.

Dian memperkirakan dengan rencana kenaikan harga BBM, inflasi akhir tahun berada di kisaran 7-7,4 persen dengan asumsi kenaikan harga BBM Rp 2000 per liter. Pemerintah sendiri telah menyatakan harga BBM akan dinaikkan sebelum akhir tahun.

Namun angka ini sesuai dengan prediksi BI yang menghitung inflasi Oktober mencapai 0,4 persen. Gubernur BI Agus Martowardojo sebelumnya mengatakan, inflasi Oktober dipicu kenaikan harga bahan makanan pokok seperti cabai. Kenaikan harga ini terjadi di hampir seluruh wilayah akibat cuaca panas yang menyebabkan hasil panen berkurang. Selain itu, erupsi Gunung Sinabung juga mendorong rata-rata inflasi nasional meningkat. ?Berdasarkan survei pekan kedua Oktober, inflasi mencapai 0,4 persen, terbesar rata-rata bulan Oktober lima tahun terakhir,? kata Agus di kantornya, Jakarta, Jumat (24/10). (Baca: BI: Harga Cabai Dorong Inflasi Oktober)

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait