JK Usulkan Sofyan Djalil sebagai kandidat Menteri BUMN

Sofyan Djalil KATADATA|Arief Kamaludin
KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
16/10/2014, 11.17 WIB

KATADATA ? Sofyan Djalil disebut-sebut merupakan salah satu kandidat kuat menteri BUMN. Ia bersama M. Lutfi dan Hamid Awaluddin dijagokan oleh Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla untuk duduk di kabinet mendatang.

Sofyan bukan merupakan wajah baru di jajaran kabinet. Pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Jilid I, ia didapuk menjadi Menteri Negara BUMN menggantikan Sugiharto dalam sebuah perombakan kabinet pada 2007. Sebelumnya, dia juga sempat menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.

Menurut sumber Katadata, dari tiga kandidat yang diusulkan JK, peluang Sofyan untuk masuk jajaran kabinet paling besar. "Sofyan bahkan dipandang bisa mengisi pos-pos lain di luar Kementerian BUMN," ujarnya. Adapun Hamid Awaluddin dicalonkan sebagai Menteri Hukum dan HAM, sedangkan Lutfi diplot untuk kembali menjabat sebagai Menteri Perdagangan.

Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mendukung pencalonan Sofyan. Menurut dia, Sofyan tidak diragukan profesionalismenya selama menjabat Menteri BUMN. Dia dinilai memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni.

?Beliau secara individu integritasnya bagus,? ujar Destry kepada Katadata, Rabu (15/10). (Baca: JK Usul Tiga Calon Menteri)

Sejumlah kalangan juga menilai, Sofyan dipandang sebagai Menteri BUMN paling berhasil. Sebab, di masa kepemimpinannyalah, ia berhasil membujuk sejumlah eksekutif top dari perusahaan nasional dan multinasional untuk mau bergabung ke BUMN, sehingga proses transformasi sejumlah perusahaan pelat merah bisa berjalan. (Baca: Sofyan Djalil Dinilai Mampu Pilih Figur Tepat untuk Kelola BUMN)

Sofyan tidak lagi menjabat sebagai menteri pada periode kedua pemerintahan SBY. Dia dianggap sebagai orang dekat JK, yang juga kompetitor SBY saat pemilihan presiden  2009. Meski terdepak dari kursi menteri, tenaga Sofyan tetap dipakai oleh Wakil Presiden Boediono sebagai salah satu staf ahlinya.

Kedekatan Sofyan dengan JK terbangun sejak keterlibatannya dalam tim Lembang 9 yang merupakan tim sukses JK dalam konvensi calon presiden Partai Golkar 2004. Setelah SBY melamar JK menjadi pasangannya dalam pemilihan presiden, Sofyan ikut bergabung sebagai relawan keduanya dalam kampanye Pemilu Presiden. Sofyan juga menjadi salah satu anggota tim penyelesaian konflik Aceh pada perundingan di Helsinki yang berada di bawah koordinasi JK.

Sofyan disebut-sebut juga layak menduduki posisi Menteri Koordinator Perekonomian. Sebab, pria kelahiran Aceh Timur, 23 September 1953, itu pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan adinterim dan dikenal sebagai salah satu ahli dalam hukum pasar modal.  (Baca: Tedjo Edhy dan Indroyono Soesilo Kandidat Menteri Maritim)

Meski begitu, Destry menilai, jabatan Menko Perekonomian perlu diisi oleh orang yang memiliki wawasan makro ekonomi yang luas dan kuat agar mampu mensinergikan kementerian-kementerian ekonomi. ?Bayangkan itu, mengurusi kementerian gak gampang,? ujarnya.

Menurut dia, secara umum seluruh menteri ekonomi di kabinet baru nanti diharapkan memiliki integritas, kapabilitas, dan rekam jejak yang baik agar dapat mendorong kepercayaan pelaku ekonomi.

?Mereka akan lihat dalam 100 hari pertama, orang-orang ini bisa mengimplementasikan programnya atau tidak. Bisa saja luntur kalau tidak berani dan tidak ada terobosan,? ujarnya. (Baca: Pekerjaan Rumah Presiden Baru)

Deputi Tim Transisi Eko Sanjoyo ketika dimintai konfirmasi tentang masuk tidaknya tiga nama tersebut dalam daftar kandidat, menyatakan tim transisi tidak turut campur dalam proses penentuan siapa yang tepat dan layak masuk dalam kabinet.

?Yang penting leadership, integrity, technical competency, dan track record di bidangnya ada, sehingga mempermudah jalannya tugas,? tuturnya.

Selain Sofyan, nama lain yang disebut-sebut sebagai calon menteri BUMN adalah Dahlan Iskan yang saat ini masih menduduki jabatan tersebut. Direktur Utama  PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ignasius Jonan juga dikabarkan turut dipertimbangkan menjadi calon Menteri BUMN selain sebagai kandidat Menteri Perhubungan.

Reporter: Petrus Lelyemin