KATADATA ? Gonjang ganjing politik yang terjadi saat ini memengaruhi ekspektasi pasar terhadap pemerintah baru. Hal itu bisa diselesaikan jika kedua pihak duduk bersama.
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan pembangunan ekonomi nasional memerlukan kerjasama kuat antara DPR dan pemerintah. Kegaduhan politik yang berimbas terhadap pelemahan rupiah dan pasar saham akan kembali pada kondisi normal jika ada negosiasi antara para pimpinan partai.
"Jika pimpinan partai mau duduk bersama, pasar pasti rebound," ujar Chairul dalam peluncuran buku Pilihan Ekonomi yang Dihadapi Presiden Baru di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis (9/10).
Menurut dia adanya fragmentasi dua kubu partai koalisi saat ini telah memberikan imbas tidak baik bagi perekonomian nasional. Jika hal itu terus berlanjut, akan memperparah keadaan. "Fragmentasinya sudah tidak masuk akal," ujarnya.
Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Raden Pardede menilai pergerakan pasar keuangan dan modal akhir-akhir ini dapat diartikan sebagai dampak gaduhnya suasana politik. Menurutnya dampak itu akan berlangsung sementara. Ekspektasi investor terhadap pemerintah baru dinilai tak terganggung karena investasi penting umumnya bersifat jangka panjang dan yakin adanya pergeseran peta politik.
"Untuk jangka pendek memang berpengaruh, tetapi untuk jangka menengah dan panjang tidak," katanya.
Kondisi akan semakin rumit, lanjut Raden, jika kedua belah pihak tetap bertahan dalam situasi sama dalam waktu cukup panjang. "Kita lihat dulu pemerintah baru mulai bekerja, 1-2 tahun awal," ujar Raden.
Ekonom Universitas Gajah Mada Tony Prasetiantono mengatakan kegaduhan politik ini telah menggeser ekspektasi pasar terhadap pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Koalisi Jokowi menurut dia mau tak mau harus melakukan kompromi dengan transaksi jabatan untuk mengamankan peta koalisi.
"Ekspektasi akan kembali bagus jika kabinet yang disusun baik, tapi sulit kembali ke ekspektasi awal," tuturnya.
Ketua DPP PDI Perjuangan Arief Budimanta mengatakan fraksi maupun partai pendukung pemerintah terus membangun komunikasi dengan koalisi lain di parlemen untuk memaksimalkan proses komunikasi pemerintah dan parlemen nantinya.
"Kompromi yang kita bangun tentu dalam kerangka membangun kesejahteraan dan cita-cita rakyat dan bangsa," kata Arief.
Menurut dia, dinamika politik yang beberapa kali terjadi di parlemen menunjukan kedewasaan demokrasi di Indonesia. PDI Perjuangan menilai perjuangan terhadap kepentingan rakyat akan dilengkapi dengan keberadaan oposisi yang ikut mengawal. "Kami menghormati sikap partai lain. Tapi semua parpol kan tujuan akhirnya adalah untuk rakyat," ujarnya.