KATADATA ? Pasangan Sri Mulyani Indrawati dan M. Chatib Basri disebut-sebut merupakan kandidat kuat untuk memimpin tim ekonomi kabinet baru. Presiden terpilih Joko Widodo kabarnya sudah menjalin kontak dengan Sri, yang kini menjabat Managing Director Bank Dunia.
Sejumlah sumber Katadata mengatakan, Sri Mulyani diplot menjadi Menteri Koordinator Perekonomian. Sedangkan Chatib Basri kembali menduduki posisi Menteri Keuangan, melanjutkan jabatan yang kini diembannya dalam pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pendekatan dengan Sri Mulyani sesungguhnya sudah dilakukan Jokowi jauh-jauh hari. Saat mencari sosok Wakil Presiden, Sri termasuk dalam daftar kandidat, sebelum akhirnya diputuskan memilih Jusuf Kalla. (Baca: Rupiah Stabil Setelah Jokowi Umumkan Kabinet Ekonomi)
Ketika itu, Sri bahkan sudah sempat bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. ?Mereka berbincang cukup lama dan sangat akrab,? ujar salah seorang sumber di Partai Banteng.
Dalam rangka penjajakan itulah, Jokowi juga sudah pernah melakukan pembicaraan langsung dengan Sri Mulyani. Menurut sumber tadi, dalam pertemuan itu, Jokowi merasa memiliki kecocokan dengan pandangan dan pemikiran Sri Mulyani soal pengelolaan ekonomi dan reformasi birokrasi. ?Sejak saat itulah, Sri selalu masuk daftar prioritas menteri ekonomi.?
Sejauh ini, Sri belum memastikan kesanggupannya. Ia bahkan sebelum ini dikabarkan sudah memutuskan untuk sementara waktu akan menetap di Washington DC, Amerika Serikat, bersama keluarganya. ?Karena, salah seorang anaknya baru saja diterima di universitas di Amerika,? kata sumber lainnya. (Baca: Pengusaha: Nama Menteri Lebih Penting daripada Struktur Kabinet)
Namun, pendirian ini tampaknya kini mulai berubah. Sri mulai mempertimbangkan lagi tawaran kepadanya untuk kembali masuk kabinet, asalkan ajakan itu datang langsung dari Jokowi dan terdapat jaminan dukungan politik, khususnya dari PDI-P, agar ia bisa bekerja secara optimal.
Syarat ini diajukannya, karena ia tak mau kasus Century terulang. Kasus ini membuat Sri terpental dari posisi Menteri Keuangan, lantaran kebijakannya menyelamatkan ekonomi dari ancaman krisis saat itu tidak mendapat perlindungan politik yang memadai dari pemerintahan SBY.
Untuk mendampingi Sri, posisi Menteri Keuangan tampaknya akan kembali dipercayakan kepada Chatib Basri. Pertimbangannya, keberlanjutan Chatib sebagai Menteri Keuangan dianggap akan memuluskan masa transisi pemerintahan. (Baca: Partai Politik Dapat Jatah 16 Kementerian)
Selain Sri dan Chatib, sejumlah nama juga disebut-sebut berpeluang mengisi posisi strategis itu. Selain Sri, yang berpeluang menjadi Menko Perekonomian adalah Rini Mariani Soemarno, yang kini dipercaya menjadi Ketua Tim Transisi Jokowi-JK. Sedangkan untuk posisi Menteri Keuangan, kandidat kuat lainnya adalah Bambang Brodjonegoro, yang kini menjabat Wakil Menteri Keuangan.
Sejumlah kalangan sempat meragukan bakal masuknya Sri ke kabinet, mengingat selama ini ia dikenal memiliki pandangan yang berseberangan dengan Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla.
Tapi, salah seorang sumber yang dekat dengan JK menepis anggapan itu. ?Memang di antara keduanya ada beberapa perbedaan. Tapi, dalam beberapa kali kunjungan ke Amerika, JK selalu menemui Sri Mulyani,? tuturnya. ?Jadi, kemungkinan masuknya Sri Mulyani ke kabinet, memang ada.?
Eko Sanjoyo, Deputi Tim Tansisi Jokowi-JK, mengatakan sampai saat ini belum ada pengerucutan nama calon menteri. Pemilihan calon pengisi kabinet pun harus melalui tahapan uji kelayakan dan rekam jejak di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
?Jadi, walaupun sudah mengerucut, nama itu harus lolos tahap fit and proper test dulu,? ujarnya. (Baca: Empat Kementerian Dipegang Profesional)
Meski begitu, dalam penilaiannya, sosok Sri Mulyani dan Chatib Basri sesuai dengan kriteria yang disusun Tim Transisi. Keduanya memiliki kepemimpinan, integritas, dan kompetensi. ?Kalau ibu Sri leadership-nya bagus,? kata Eko.
Chatib Basri ketika dimintai pendapatnya, enggan mengomentari soal ini. Tapi yang jelas, kata Chatib, ?Situasi ekonomi tahun depan tidak akan mudah. Sebab, ada normalisasi the Fed.? Kebijakan bank sentral AS yang akan menaikkan suku bunga, sehingga bisa kian menekan kurs rupiah.
Saat dihubungi kemarin, Chatib sedang berada di Washington D.C. untuk menghadiri rapat tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) bersama Sri Mulyani. Di forum itu, ia akan berbicara bersama sejumlah ekonom dunia dan penerima Nobel di bidang ekonomi, yaitu Paul Krugman, Kenneth Rogoff, Michael Spence, dan Paul Romer.