KATADATA ? Kembali gagalnya koalisi partai pendukung Joko Widodo dalam pertarungan di ranah parlemen membuat pasar keuangan bergolak. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali turun pada pembukaan perdagangan pagi ini, Rabu (8/10).
IHSG tercatat dibuka pada posisi 4.992,4 atau melemah 0,8 persen dibandingkan penutupan kemarin 5.032,8 poin setelah koalisi Jokowi gagal merebut kursi pimpinan MPR. Turunnya indeks ini merupakan kali ketiga terkait gagalnya koalisi partai pendukung Jokowi di parlemen. (Baca: Politik Gaduh, Analis Revisi Target IHSG)
Pertama, yakni pada 26 September lalu ketika koalisi partai eks pendukung Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (pilpres) memenangi pemungutan suara RUU Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Pada saat itu, indeks turun 68,8 poin atau 1,3 persen ke level 5.133,6.
Turunnya indeks yang kedua adalah pada 2 Oktober saat koalisi pro Prabowo menguasai pimpinan DPR. IHSG pada hari itu melemah 140 poin atau 2,73 persen ke level 5000,8. Pelemahan indeks berlanjut pada hari berikutnya yang turun sebesar 51,5 poin ke 4.949,3.
Bukan hanya IHSG, kurs rupiah pun tercatat melemah pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 10.00, nilai tukar berada di posisi Rp 12.290 per dolar Amerika Serikat (AS) atau turun 85 poin (0,7 persen) dibandingkan penutupan kemarin Rp 12.205 per dolar AS. (Baca: Pasar Mulai Hitung Ulang Proyeksi Rupiah)
Maybank dalam risetnya menyebutkan, selain faktor politik di dalam negeri, pelemahan rupiah juga dipengaruhi situasi global. Melemahnya kinerja industri Jerman menimbulkan kekhawatiran perlambatan perekonomian Eropa.
Maybank menilai masih ada resistensi terhadap nilai tukar dalam waktu dekat. Rupiah diprediksi berada di rentang Rp 12.280-Rp 12.375 per dolar AS. ?Meskipun Bank Indonesia sudah melakukan intervensi untuk menjaga volatilitas rupiah,? sebut Maybank dalam riset yang dirilis pagi ini. (Baca: Koalisi Jokowi Kalah Telak, IHSG dan Rupiah pun Terjerembab)