Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,27% ke level Rp 14.585 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pasar spot pagi ini, Jumat (17/7). Namun, sesaat setelah pembukaan, rupiah langsung melemah 0,22% ke level Rp 14.657 per dolar AS.
Bersamaan dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia tercatat melemah pagi ini. Mengutip Bloomberg, won Korea Selatan tercatat melemah 0,06%, rupee India 0,07%, yuan Tiongkok 0,18%, ringgit Malaysia 0,06%, dan baht Thailand 0,1%, terhadap dolar AS.
Sementara, yen Jepang menguat 0,03%, dolar Singapura dan peso Filippina masing-masing menguat 0,01%, dan dolar Taiwan menguat 0,02%. Sedangkan, dolar Hong Kong tak bergerak signifikan terhadap dolar AS..
"Pelemahan rupiah utamanya karena faktor teknikal, salah satunya kekhawatiran meningkatnya kasus virus corona atau Covid-19," kata Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji, kepada Katadata.co.id, Jumat (17/7).
Melansir laman Worldometers, kasus positif Covid-19 global hingga saat ini hampir menembus 14 juta, dengan total kematian mencapai 592.677 orang.
(Baca: Rupiah Loyo ke 14.625 per Dolar AS Imbas Data Ekonomi Tiongkok)
AS berada di posisi pertama dengan total kasus positif Covid-19 mencapai 3,7 juta orang, disusul oleh Brazil sebanyak 2,01 juta orang. Peringkat ketiga ditempati oleh India dengan jumlah kasus positif Covid-19 mencapai 1 juta orang. Diikuti oleh Rusia dan Peru, dengan jumlah kasus positif masing-masing 752.797, dan 341.586 orang.
Indonesia kini berada di peringkat 26, dengan total kasus 81.668, satu tingkat di bawah Tiongkok yang merupakan asal virus corona. Total kematian akibat virus mematikan ini di Tanah Air sudah mencapai 3.873 orang.
Selain itu, Nafan menyebut membaiknya data penjualan ritel AS Juni juga bisa mendorong pelemahan rupiah. Departemen Perdagangan AS mencatat penjualan ritel Juni 2020 meningkat 7,5% dari bulan sebelumnya setelah direvisi naik 18,2% pada Mei 2020.
Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan median estimasi dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom yang mencapai 5% pada bulan Juni. Dengan kenaikan ini, maka data penjualan ritel saat ini telah pulih ke level saat sebelum pandemi.
Nafan pun memperkirakan mata uang garuda akan kembali terkoreksi secara terbatas hari ini, dengan range pergerakan di kisaran Rp 14.490-14.780 per dolar AS.
(Baca: Dibuka Naik 0,19%, Rupiah Berpotensi Tertekan Imbas Kasus Corona)