Dilihat dari subsektornya, penyediaan akomodasi menjadi yang paling dalam turun pada sektor tersebut hingga minus 44,23% dan penyediaan makan minum terkontraksi 16,81%.
Selanjutnya, pertumbuhan sektor jasa lainnya tercatat menurun 12,6% disusul kontraksi sektor jasa perusahaan 12,09%, perdagangan 7,57%, industri 6,19%, pengadaan listrik & gas 5,46%, konstruksi 5,39%, administrasi pemerintahan 3,22%, dan pertambangan 2,72%.
Sedangkan, sektor yang masih bisa tumbuh positif meski melambat yakni pertanian 2,19%, jasa keuangan 1,03%, jasa pendidikan 1,21%, real estat 2,3%, jasa kesegatan 3,71%, dan pengadaan air 4,56%.
Suhariyanto menjelaskan, sektor informasi dan komunikasi menjadi satu-satunya yang tumbuh meningkat dari triwulan II 2019 yang sebesar 9,6% menjadi 10,88%. "Karena ada peningkatan belanja iklan televisi, traffic internet, hingga konsumsi tv berbayar," kata dia.
Dengan demikian, sektor informasi dan komunikasi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terbesar yakni
0,58%, diikuti pertanian, kehutanan, dan perikanan 0,29% dan real estat 0,07%.
Sebaliknya, transportasi & pergudangan menjadi sumber kontraksi tertinggi yaitu 1,29%. Lalu, diikuti industri pengolahan 1,28%, perdagangan 1%, akomodasi & makan minum 0,66%, dan sektor lainnya 1,09%.