Pemulihan Mulai Terlihat, BI Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 6% pada 2025

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5% pada tahun depan.
11/11/2020, 18.55 WIB

Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi akan mencapai 6% pada 2025. Bank sentral melihat pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat meski masih ada pandemi Covid-19.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut perekonomian sudah membaik pada kuartal III 2020 sebesar minus 3,49% dibandingkan kuartal  II 2020 yang minus mencapai 5,32%. "Pada kuartal IV 2020 diperkirakan positif dan tahun depan 5%," kata Perry dalam Indonesia Fintech Summit 2020, Rabu (11/11).

Salah satu faktor yang mendukung, menurut Perry, adalah koordinasi kebijakan pemerintah, bank sentral, dan Otoritas Jasa Keuangan yang sangat erat. BI berkomitmen akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk mendukung stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ini dilakukan melalui penurunan suku bunga acuan, penstabilan nilai tukar rupiah, dan injeksi likuiditas. "Kami juga sudah koordinasi dengan Menteri Keuangan dan termasuk pendalaman pasar keuangan dan digital," ujar dia.

Ekonom Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet mengatakan pertumbuhan ekonomi berpotensi mencapai 6% dalam periode lima tahun ke depan. "Ini untuk memanfaatkan bonus demografi secara optimal dan menghindari jebakan negara berpendapatan menengah," kata Yusug kepada Katadata.co.id, Rabu (11/11).

Namun, untuk mencapai pertumbuhan tersebut, Indonesia harus mampu mendorong kinerja pertumbuhan industri manufaktur. Hal ini bercermin dari pengalaman negara lain yang berhasil tumbuh di atas 6% seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Vietnam.

Industri manufaktur merupakan salah satu sektor dengan sumbangan terbesar kepada Produk Domestik Bruto Indonesia. Namun, porsinya terhadap perekonomian sebenarnya turun dalam beberapa tahun terakhir. Untuk itu,  kolaborasi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil perlu diarahkan untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur.

Dalam kebijakan fiskal misalnya, menurut Yusuf, penyaluran anggaran ke Kementerian Perindustrian sebagi induk yang mengeluarkan kebijakan industri harus selaras dengan Kementerian strategis lainnya. Saat ini, anggaran Kemenperin masih relatif kecil jika dibandingkan kementerian strategis lain seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ataupun Kementerian Pertanian.

Kementerian PUPR mendapatkan alokasi anggaran terbesar  dalam APBN 2021 dengan total anggaran Rp 149,81 triliun, diikuti oleh Kementerian pertahanan Rp 136,99 triliun, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Rp 111,97 triliun. Sementara Kemenperin hanya mendapatkan dana sebesar Rp 3,18 triliun pada tahun depan.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional memperkirakan ekonomi Indonesia akan terkontraksi mencapai 1,5% pada tahun ini, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini. Namun, ekonomi Indonesia diyakini IMF akan tumbuh 6,1% pada tahun depan.

Reporter: Agatha Olivia Victoria