Faisal Basri Lihat Menkes Budi Gunadi Secercah Harapan bagi Pengusaha

Muchlis Jr|BPMI Sekretariat Presiden
Ilustrasi. Presiden Joko Widodo menunjuk Budi Gunadi Sadikin sebagai menteri kesehatan. Budi sebelumnya menjabat sebagai wakil menteri BUMN dan pernah menjadi direktur utama Bank Mandiri.
23/12/2020, 17.57 WIB

Presiden Joko Widodo baru saja melantik Mantan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Budi Gunadi Sadikin menjadi Menteri Kesehatan pada hari ini, Rabu (23/12). Pengangkatan tersebut menuai kontroversi mengingat latar belakang Budi yang bukan berasal dari bidang kesehatan.

Kendati demikian, Ekonom Senior Institute of Development for Economics and Finance Faisal Basri mengatakan penunjukan Budi sebagai Menteri Kesehatan yang baru justru memberi secercah harapan. "Akan muncul confidence dunia usaha dan masyarakat," ujar Faisal dalam acara Catatan Akhir Tahun: Vaksin Datang, Ekonomi Melaju Kencang? melalui video streaming pada Rabu (23/12).

Dengan adanya kepercayaan diri tersebut, masyarakat akan betah berbelanja seperti dalam situasi normal. Pengusaha juga akan berani berinvestasi meski Covid-19 masih menjangkit Indonesia.

Namun, Faisal menegaskan kepercayaan tersebut akan muncul jika menteri lain tidak ikut campur dalam kebijakan yang akan diambil Menteri Kesehatan yang baru. "Jadi jangan tiba-tiba nanti menteri yang lain merusak dengan memberi insentif airport tax atau diskon pariwisata dan lainnya. Biarkan saja Budi Gunadi yang jadi komando dalam penanganan Covid-19 ini," kata dia.

Adapun alasan Budi tepat dalam posisi Menteri Kesehatan karena pandangannya yang mengutamakan kesehatan dibandingkan ekonomi di tengah pandemi. Budi dinilai banyak berkonsultasi dengan para ahli epidomologi selama menjabat menjadi Ketua KPC-PEN.

Maka dari itu, Faisal menuturkan bahwa masyarakat akan lebih percaya dengan Menteri Kesehatan yang baru. "Kalau sekarang kesannya rakyat sudah masa bodo dan tidak percaya pemerintah," ujarnya,

Dia pun berharap Menteri Kesehatan yang baru bisa mengutamakan testing dan tracing dalam menangani pandemi. Hal tersebut merupakan yang utama dibanding vaksinasi.

Proses vaksinasi di Indonesia dinilai belum jelas arahnya. 1,2 juta vaksin Sinovac yang dibeli pemerintah juga belum diketahui efektivitasnya. "Jadi jangan mengumbar optimisme karena vaksin kita seperti beli kucing dalam karung," kata dia.

Ekonom Senior Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet menuturkan bahwa meskipun Budi tidak mempunyai pengalaman sebagai dokter medis. Namun, pengalaman Budi sebagai pejabat BUMN diharapkan mampy mengorganisasi lebih baik kebijakan kesehatan di Indonesia. Pengalamannya dalam KPC-PEN juga akan menjadi pelajaran berharga.

"Tentu, harapan bagi perekonomian akan tergantung pada keputusan beliau. Harapannya dia bisa lebih banyak percaya kepada masukan ahli sains dan kesehatan," ujar Yusuf kepada Katadata.co.id, Rabu (23/12).

Dalam kiprahnya sebagai Menteri Kesehatan, Budi akan didampinngi Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono yang merupakan ahli molekuler diabetes pertama di Indonesia yang menyelesaikan pendidikan S3 bidang Molecular Diabetes di University of Yamanashi, Jepang pada 2005-2008. Kementerian Kesehatan akan memprioritaskan program vaksinasi virus corona dalam mengatasi pandemi. 

Dante mengatakan program vaksinasi ini penting untuk mencapai kekebalan imunitas (herd immunity) terhadap Covid-19. "Sangat penting didahulukan realisasinya karena dengan vaksinasi secepat mungkin, maka kita bisa peroleh herd immunity," kata Dante usai pelantikan wakil menteri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12).

Adapun Budi saat menjadi Ketua KPC-PEN menargetkan vaksinasi Covid-19 terhadap 16 juta orang per bulan. Dia mengatakan terdapat 11 ribu rumah sakit, termasuk klinik yang siap untuk memberikan vaksinasi tersebut.

Budi menyebut pemerintah telah memesan sebanyak 155,5 juta dosis vaksin dari perusahaan Tiongkok. Terdiri dari vaksin Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis dan vaksin Novavax 30 juta dosis. Di luar Tiongkok, potensi pengadaan terhadap 116 juta dosis dari perusahaan lain seperti Pfizer (50 juta dosis), AstraZeneca (50 juta dosis), dan Covax atau Gavi (16 juta dosis).

Pasien positif Covid-19 bertambah 7.514 orang per 23 Desember 2020. Total Kasus mencapai 685.639 dengan 558.703 pasien dinyatakan sembuh dan 20.408 orang meninggal dunia.

Reporter: Agatha Olivia Victoria