Ekonomi Tiongkok Berpotensi Melambat Tertekan Lonjakan Kasus Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter/WSJ/cf
Ilustrasi. Ekonomi Tiongkok menunjukkan pertumbuhan PDB yang kuat pada kuartal keempat 2020 sebesar 6,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
2/2/2021, 17.36 WIB

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok berpotensi melambat dalam beberapa bulan mendatang. Kepala Ekonom Asia Goldman Sachs Andrew Tilton memperkirakan hal tersebut lantaran Negeri Panda ini sedang menghadapi risiko dari dua sisi.

Pertama, menurut dia, pembuat kebijakan cukup nyaman dengan pemulihan sejauh ini dan mulai menarik kembali stimulus kebijakan sampai taraf tertentu. "Jika segala sesuatunya terus berjalan dengan baik, maka ada risiko inflasi," kata Tilton seperti dikutip dari CNBC, Selasa (2/2).

Tiongkok diperkirakan mencatatkan angka produk domestik bruto (PDB) yang "spektakuler" pada kuartal pertama tahun ini. Negara ekonomi terbesar kedua dunia ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat pada kuartal keempat 2020 sebesar 6,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi PDB tersebut mengalahkan ekspektasi pasar dan menjadikan Tiongkok satu-satunya ekonomi utama dunia yang mencatat pertumbuhan positif di tengah pandemi.

Kendati demikian, Tilton mengatakan bahwa pertumbuhan Tiongkok menujukkan tanda=tanda melambat. "Defisit fiskal telah melebar dan akhir-akhir ini terdapat pengetatan likuiditas," ujarnya.

Risiko kedua yang sedang dihadapi Negeri Tirai Bambu yakni kebangkitan wabah Covid-19. Otoritas Tiongkok pun baru-baru ini memberlakukan pembatasan baru dalam upaya menekan penyebaran virus di sekitar Beijing. "Pasar akan khawatir dengan salah satu atau kedua risiko yang sedang dihadapi Tiongkok," katanya. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria