Lima Sektor Usaha Prioritas Pendongkrak Kredit dan Pemulihan Ekonomi

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Ilustrasi. Sektor industri manufaktur, pertanian, kehutanan dan perikanan, perdagangan, konstruksi, serta akomodasi dan makanan minuman dapat menjadi pendongkrak kredit tahun ini.
25/3/2021, 17.23 WIB

Pertumbuhan kredit ditargetkan mencapai 6-7% pada tahun ini setelah terkontraksi 2,41% pada 2020. Untuk mendorong penyaluran kredit, pemilihan sektor prioritas menjadi kunci utama.

Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Sunarso mengatakan, terdapat lima sektor prioritas yang dapat mendorong pertumbuhan kredit. Kelima sektor itu, yakni industri manufaktur, pertanian, kehutanan dan perikanan, perdagangan, konstruksi, serta akomodasi dan makanan minuman.

"Semua ini akan mendorong pertumbuhan kredit dan dapat segera memulihkan ekonomi nasional," ujar Sunarso dalam acara Indonesia Data and Economic Conference 2021 yang bekerja sama dengan Barito Pacific, Kamis (25/3).

Pemilihan sektor tersebut, kata dia, didasarkan pada lima kriteria. Pertama, kontribusinya besar dalam produk domestik bruto. Kedua, penyerapan tenaga kerja yang tinggi.

Ketiga, upah tenaga kerja yang murah. Keempat, analisis tabel input-output backward linkage index. Kelima, analisis tabel input-output forward linkage index.

Sunarso pun menyarankan agar dana pemulihan ekonomi nasional 2021 hingga kebijakan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dapat difokuskan kepada lima sektor tersebut. Kontribusi lima sektor ini cukup besar terhadap perekonomian mencapai 60,1% dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 75,4%.

Selain itu, kelima sektor ini memiliki tingkat rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) yang rendah. "Kecuali untuk sektor konstruksi yang memiliki NPL tinggi," katanya.

Berdasarkan bahan paparannya,  kredit sektor industri manufaktur, pertanian, kehutanan dan perikanan, perdagangan,  serta akomodasi dan makanan minuman memilki tingkat NPL di bawah 4%. Sementara, NPL sektor konstruksi berada di kisaran 10%.

Menurut Sunarso, sektor konstruksi memiliki NPL yang tinggi karena biasanya pemilik mengerjakan sendiri proyek konstruksi. Dengan demikian, modal kerja proyek juga dijadikan dana investasi sehingga menyebabkan kekacauan cashflow. Apalagi, proyek konstruksi memakan waktu yang lama.

"Maka bank saat dipaksa membiayai ini yang menjadi riskan dan menyebabkan NPL tinggi," ujar dia.

President Rajawali Foundation Jonathan Pincus menilai, Indonesia harus bisa berfokus pada sektor manufaktur selama pemulihan. Potensi pertumbuhan kredit pada sektor ini tinggi, serta dapat meningkatkan kinerja ekspor dan produktivitas tenaga kerja. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada dua hal ini," kata Pincus dalam kesempatan yang sama.

Dengan fokus kepada sektor manufaktur, ekonomi dapat tumbuh dalam jangka panjang. Investor dalam negeri maupun asing juga akan tertarik menanamkan modalnya di sektor tersebut sehingga ekonomi dapat melesat tinggi.

Jika pemerintah sudah fokus pada sektor manufaktur, menurut dia, sektor lainnya yang harus diperhatikan adalah pariwisata. "Ini sangat penting di Indonesia mengingat potensi Bali luar biasa," ujarnya.

Ekonomi Bali pada tahun lalu terkontraksi hingga 9,31%, anjlok dari tahun sebelumnya yang tumbuh 5,6%.

Menurut dia, pemerintah dapat membuka pariwisata yang aman di tengah pandemi. Salah satunya, melalui penerapan kewajiban menyertakan kartu vaksinasi bagi para turis. Dalam jangka panjang, infrastruktur di destinasi pariwisata juga harus menjadi perhatian agar bisa menjadi nilai tambah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Idrawati melihat tren pemulihan mulai terjadi pada sektor industri pengolahan dan perdagangan. Kedua sektor strategis ini diharapkan mampu mendorong percepatan pemulihan ekonomi secara berkelanjutan.

Dirinya mengatakan bahwa arah pemulihan dua sektor ekonomi ini sudah sesuai jalur hingga akhir 2020. "Kami berharap bahwa keduanya cukup cepat pulih pada kuartal satu tahun ini maupun keseluruhan tahun," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2021 secara virtual, Kamis (4/3).

Bendahara Negara menjelaskan, industri pengolahan sudah mulai membaik meski masih terkontraksi dari 6,18% pada kuartal II 2020 menjadi 4,34% pada kuartal III dan  3,14% pada kuartal IV. Dengan demikian,  sektor manufaktur terkontraksi 2,93% sepanjang tahun lalu. 

Pertumbuhan sektor perdagangan juga memiliki pola yang hampir sama yakni dari minus 7,59% pada kuartal II tahun lalu menjadi 5,05% pada kuartal III dan 3,64% pada kuartal IV 2020. Sepanjang tahun lalu, sektor jasa terkontraksi  3,72%.

Reporter: Agatha Olivia Victoria

The pandemic has led Indonesia to revisit its roadmap to the future. This year, we invite our distinguished panel and audience to examine this simple yet impactful statement:

Reimagining Indonesia’s Future

Join us in envisioning a bright future for Indonesia, in a post-pandemic world and beyond at Indonesia Data and Economic Conference 2021. Register Now Here!