Pandemi Covid-19 menyebabkan tingkat pengangguran melonjak pada tahun lalu. Namun, pemulihan ekonomi yang berlangsung sejak kuartal ketiga tahun lalu telah menciptakan 2,61 juta lapangan kerja baru.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, tingkat pengangguran turun ke level 6,26% pada Februari 2021, setelah sempat naik ke 7,07% pada Agustus 2020. "Selama periode tersebut, perekonomian menciptakan 2,61 juta lapangan kerja baru," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripuran Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (31/5).
Lapangan kerja baru yang tercipta dari pemulihan ekonomi, menurut dia, lebih cepat daripada penambahan jumlah pencari kerja baru yang meningkat 1,59 juta orang dalam periode yang sama. Kesejahteraan masyarakat pun membaik, terutama pada kelompok petani dan nelayan.
Nilai tukar petani (NTP) yang sempat turun di bawah 100 pada periode Mei-Juni 202 sudah kembali menguat ke level 103 pada April 2021. Indikator kesejahteraan nelayan (Nilai Tukar Nelayan/NTN) juga mengalami perbaikan yang mencapai 103,7 pada periode tersebut.
Sri Mulyani mengatakan, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sempat terhambat pandemi. "Khususnya pada 2020," katanya.
Meski demikian, indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia pada tahun lalu naik 0,02 poin menjadi 71,94 dari 71,92 pada 2019. Di sisi lain, rasio gini yang menunjukkan kesenjangan juga meningkat pada tahun lalu menjadi 0,385.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini berharap kesejahteraan masyarakat membaik pada tahun ini dan tahun depan. "Berbagai langkah kebijakan dalam program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional berhasil menahan dampak negatif pandemi pada 2020 dan 2021," ujarnya.
Momentum ini, kata dia, perlu terus didorong agar penghasilan rumah tangga, khususnya yang miskin dan rentan kembali meningkat. Tingkat kemiskinan diharapkan dapat kembali ke level satu digit atau di bawah 10%.
Badan Pusat Statistik mencatat jumlah pengangguran mencapai 8,75 juta orang pada Februari 2021, naik 1,82 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu tetapi turun 1,02 juta orang dibandingkan Agustus 2020. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga meningkat dibandingkan Februari 2020 dari 4,94% menjadi 6,26%, tetapi turun dibandingkan Agustus 2020 yang mencapai 7,07%. "Lapangan kerja membaik pada Februari 2021 tetapi belum sepenuhnya pulih," ujar Suhariyanto dalam Konferensi Pers, Rabu (5/5).
Ia menjelaskan, penduduk yang bekerja mencapai 131,06 juta orang, bertambah 2,61 juta orang dibandingkan Agustus 2020. Sementara jumlah angkatan kerja naik 1,59 juta orang dibandingkan Agustus 2021 menjadi 139,71 juta orang. "Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mencapai 0,34%," katanya.
Sementara itu, sektor yang masih mencatatkan penurunan lapangan pekerjaan terbesar adalah sektor transportasi dan pergudangan mencapai 0,3%. Berdasarkan hasil Sakernas Februari 2021, tiga lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan yaitu sebesar 29,59%, perdagangan besar dan eceran sebesar 19,20%, dan industri Pengolahan sebesar 13,60%.
Suhariyanto menjelaskan, masih terdapat 19,1 juta orang atau 9,3% penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19. Jumlah ini terdiri dari pengangguran karena Covid-19 mencapai 1,62 juta orang, bukan angkatan kerja Covid-19 650 ribu orang, tidak bekerja 1,11 juta orang, dan pekerja yang mengalami penurunan jam kerja 15,72 juta orang.