EDISI KHUSUS | Semarak Ramadan 1442 H

Sri Mulyani: Keuangan Syariah Bantu Negara Terhindar dari Krisis

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.
Menteri Keuangan Sri Mulyani berpendapat perlu ada ketersediaan infrastruktur pendukung ekosistem syariah yang baik, terintegrasi, saling melengkapi, dan efisien untuk mewujudkan potensi yang sangat besar di pasar keuangan syariah.
29/6/2021, 15.35 WIB

Sistem keuangan syariah dianggap mampu membantu suatu negara terhindar dari krisis ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan prinsip bagi hasil atau risk sharing dalam sistem keuangan syariah dapat menjaga stabilitas sistem keuangan karena menghindari pengambilan risiko berlebihan.

Hal ini, menurut dia penting untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. "Pengambilan risiko berlebihan dan tidak pruden akan mampu menciptakan krisis ekonomi," ujar Sri Mulyani dalam acara Peluncuran Buku Teks Ekonomi Syariah serta Buku Panduan Magang/Praktik Kerja di Sektor Ekonomi dan Keuangan Syariah, Selasa (29/6).

Prinsip keuangan syariah, menurut dia, sejalan dengan empat pilar utama tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Pilar tersebut mencakup aspek pembangunan manusia, kekuatan sosial, bidang ekonomi, dan terus menjaga lingkungan. Pemerintah pun, menurut dia, memiliki komitmen yang besar untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

"Hal ini tercermin dari arahan presiden yakni agar Indonesia dapat menjadi penggerak utama perekonomian syariah, tidak hanya target pasar dan produk industri halal dari negara-negara lain," katanya.

Ia berpendapat perlu ada ketersediaan infrastruktur pendukung ekosistem syariah yang baik, terintegrasi, saling melengkapi, dan efisien untuk mewujudkan potensi yang sangat besar di pasar keuangan syariah. Salah satu ekosistem pendukung yang masih memerlukan upaya perbaikan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).

Ketersediaan SDM yang berkualitas dan cukup baik dari sisi kuantitas maupun kualitas menjadi tantangan bersama seluruh pemangku ekonomi nasional. "Makanya di dalam pembangunan nasional, strategi keuangan negara, dan APBN, pembangunan kualitas SDM menjadi prioritas utama," ujar dia.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa Indonesia menempati posisi keempat dalam ekonomi syariah dan kedua dalam keuangan syariah global pada tahun lalu. "Sinergi terus kami lakukan untuk membangun ekeonomi dan keuangan syariah Indonesia menjadi pusat global," kata Perry dalam kesempatan yang sama.

Perry mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan untuk membangun pilar keuangan syariah baik di pesantren, industri keuangan, dan pelaku usaha. Dengan demikian, ekosistem mata rantai halal ekonomi syariah di Tanah Air bisa terbentuk, dengan fokus kepada makanan, fesyen, wisata, kosmetik, dan obat-obatan.

Saat ini, menurut Perry, Indonesia telah membangun bank syariah terbesar yakni Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai salah satu pilar pengembangan keuangan syariah. "Pemerintah juga melakukan terobosan dalam produk keuangan syariah seperti sukuk dan lain-lain untuk pembiayaan ekonomi syariah," ujar dia.

Selain itu, zakat, infaq, sodaqoh, wakaf, menurut dia, terus dimobilisasi. Kampanye keuangan syariah ke berbagai wilayah Indonesia hingga dunia pun terus digencarkan.

Ia pun menegaskan bahwa pihaknya senantiasa mendukung penuh upaya-upaya bersama pengembangan keuangan syariah ini. "Berbagai upaya kami lakukan hingga kampanye keuangan syariah melalui tiga kali festival syariah dan satu kali perhelatan ISEF setiap tahun," katanya.

 
Reporter: Agatha Olivia Victoria