Indonesia Sulit Keluar dari Negara Pendapatan Menengah Bawah, Mengapa?
Bank Dunia kembali mengelompokkan Indonesia sebagai negara pendapatan menengah bawah seiring menurunnya pendapatan nasional per kapita pada tahun lalu. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai Indonesia sulit keluar dari kelompok negara berpendapatan menengah bawah akibat inkonsistensi dalam struktur ekonomi.
Peneliti NDEF Ahmad Heri Firdaua mengatakan inkonsistensi terutama terlihat pada porsi tenaga kerja yang menumpuk di sektor-sektor dengan kontribusi minim terhadap Produk Domestik Bruto. "Kue ekonomi kecil diperebutkan banyak orang, sedangkan yang besar diperebutkan sedikit orang," ujar Heri dalam sebuah diskusi virtual, Selasa, (13/7).
Sebagian besar sumber daya manusia (SDM) Indonesia, menurut dia, bekerja di sektor pertanian dan perdagangan. Padahal, penyumbang terbesar PDB adalah sektor industri.
Berdasarkan data BPS, jumlah pekerja di sektor industri hanya menyumbang 13,6% dari total angkatan kerja pada Februari 2021 yang mencapai 139,81 juta orang. Sementara itu, hampir sepertiganya atau 29,59% bekerja di sektor pertanian dan 19,2% bekerja di sektor perdagangan.
Di sisi lain, sektor industri menyumbang 19,84% PDB pada kuartal I 2021, lebih tinggi dari sektor pertanian yang mencapai 13,17% dan perdagangan 13,10%.
Ia juga menjelaskan, ada keterbatasan pada tenaga kerja untuk sektor tersier, seperti keuangan dan jasa yang sedang berkembang. Padahal, sektor jasa menuai pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Hal serupa juga terjadi pada sektor informasi dan komunikasi Rata-rata jumlah tenaga kerja di kedua sektor ini mencapai kurang dari 1% terhadap total tenaga kerja. Namun, rata-rata upah pekerja pada dua sektor tersebut berada di atas rata-rata upah nasional. Kondisi-kondisi tersebut, menurut dia, memicu ketimpangan pendapatan penduduk.
Peneliti Center of Food, Energy and Sustainable Development INDEF Mirah Midadan menilai SDM menjadi kunci agar Indonesia keluar dari kelompok menengah bawah. Ia menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mendorong peningkatan kemampuan pekerja, khususnya di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Pemerintah bisa memberikan pelatihan-pelatihan dasar yang dapat meningkatkan skill sehingga ada penambahan nilai setiap orang. Ini hususnya ini perlu ditambahkan pada korban-korban PHK yang mungkin mereka juga tidak memiliki skill untuk mengikuti dinamika ekonomi saat ini," kata Mirah.
Indonesia sempat naik kelas dan masuk dalam kelompok pendapatan menengah atas pada tahun lalu setelah bertahun-tahun terjebak dalam kelompok menengah bawah. Hal ini didorong oleh pendapatan nasional per kapita Indonesia yang mencapai US$ 4.050 pada 2019.
Namun, pandemi Covid-19 membuat pendapatan per kapita Indonesia turun menjadi US$ 3.870 pada tahun lalu. Kondisi ini membuat Bank Dunia kembali memasukkan Indonesia ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah bawah.
Berdasarkan klasifikasi terbaru Bank Dunia yang dirilis awal bulan ini, negara yang masuk dalam kelompok pendapatan rendah memiliki GNI per kapita di bawah US$ 1.046. Negara berpendapatan menengah ke bawah memiliki GNI per kapita antara US$ 1.046 dan US$ 4.095. Lalu ekonomi berpendapatan menengah atas memiliki GNI per kapita antara US$ 4.096 dan US$ 12.695. Sedangkan negara dengan ekonomi berpenghasilan tinggi memiliki GNI per kapita sebesar US$ 12.695 atau lebih.
Klasifikasi ini berubah dibandingkan tahun lalu saat Bank Dunia menempatkan Indonesia ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas. Saat itu, negara yang masuk dalam kelompok pendapatan rendah memiliki GNI per kapita di bawah US$ 1.035. Negara berpendapatan menengah ke bawah memiliki GNI per kapita antara US$ 1.035 dan US$ 4.045. Lalu ekonomi berpendapatan menengah atas memiliki GNI per kapita antara US$ 4.046 dan US$ 12.535. Sedangkan negara dengan ekonomi berpenghasilan tinggi memiliki GNI per kapita sebesar US$ 12.535 atau lebih.
Indonesia tidak sendirian turun peringkat dari menengah atas menjadi negara menengah bawah, kondisi serupa juga dialami Iran yang GNI per-kapitanya turun dari US$ 5.240 menjadi US$ 2.870. Diikuti juga oleh Belize yang turun dari US$ 4.450 menjadi US$ 3.970 dan Samoa dari US$ 4.180 menjadi US$ 4.070.
Beberapa negara lain juga mengalami turun peringkat dari pendapatan tinggi menjadi pendapatan menengah atas. Negara tersebut diantaranya Mauritus yang turun dari GNI per-kapita US$ 12.740 menjadi US$ 10.230, Panama dari US$ 14.950 menjadi US$ 11.880 serta Romania dari US$ 12.300 menjadi US$12.570.